Menaklukan
Hewan Buas
Oleh: Muhammad Helmi Aminudin*
*Pengajar di MTsN 1 Tasikmalaya |
Dalam masyrakat Arab jauh sebelum kedatangan Islam telah mengenal
budaya berburu dengan menggunakan binatang buas seperti anjing, elang, bahkan
cheetah. Tujuan dari kegiatan tersebut ada banyak ada yang murni untuk berburu,
ada untuk pertandingan, dan ada pula sebagai kesenangan semata untuk menunjukan
kelas mereka.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah bagaimana mereka mampu untuk
menaklukan dan melatih dari binatang-binatang buas itu agar mampu dijadikan
sebagai patrner mereka dalam berburu. Padahal seperti yang kita ketahui seekor
anjing mempunyai sifat dasar kebinatangan yang rakus, agresif, dan buas. Namun
ketika sudah dilatih dengan seksama untuk dijadikan sebagai anjing pemburu
hilanglah sudah sifat rakus, agresif dan buas mereka. Mereka hanya berburu
ketika disuruh, mereka hanya membunuh binatang buruan tanpa secuil pun mereka
makan.
Dalam kaitan dengan berburu menggunakan
binatang yang sudah terlatih alquran menyatakan dalam surat Almaidah ayat 4.
يسألونك ماذا أحل لهم, قل أحل لكم الطيبات وما علمتم من الجوارح
مكلبين تعلمونهن مما علمكم الله
Asbab nuzul dari ayat ini sebagaimana dikutip dari Tafsir jalalain
bahwa tatkala Jibril As mendatangi rasululah saw, beliau tidak, mau
masuk dikarenakan ada anjing di tempat tersebut. Jibril berkata bahwasannya Dia tidak akan masuki kedalam rumah yang
terdapat anjing di dalamnya.
Kemudian Rasulullah saw memerintahkan kepada Abu Rofi untuk
membunuh semua anjing yang ada di Madinah. Sampai pada satu rumah perempuan yang memelihara anjing yang
digunakan sebagai penjaga bagi perempuan tersebut. Lalu Abu Rofi mendatangi
Rasulullah saw memberitahukan hal tersebut, namun Rasulullah saw tidak bergeming dan tetap memerintahkan untuk
membunuhnya. Lalu orang Madinah mendatangi Rasulullah saw dan mengadukan
masalah ini ما يحل لنا من
هذه الأمة التي أمرت بقتلها
Namun Rasul tidak menjawab karena menunggu wahyu, lalu turunlah ayat tadi sebagai jawaban bahwa diperbolehkan memelihara anjing yang sudah dijinakan sebatas
untuk keperluan menjaga dan berburu.
Dalam menaklukan binatang buas terdapat beberapa teknik sebagai berikut, diantaranya:
1.
Promosi
Promosi dalam hal ini adalah pembiasaan dari si pelatih
kepada binatang latihannya ketika masih kecil untuk mengasah nilai berburu dan menekan
naluri liar mereka.
2.
Lapar
Maksud lapar disini adalah teknik penjinakan binatang
yang dilakukan dengan cara membiarkan bintang yang liar itu menjadi lapar tanpa
makanan, sehingga dengan sendirinya dia menjadi besar ketergantungan kepada pelatih
yang akhirnya dia menjadi penurut karena ketergantungannya itu.
3.
Saya pemimpin
Teknik ini saya lihat dalam acara dog wishperer, teknik ini dilakukan oleh pelatih dalam menekan sifat
keliaran seekor anjing dengan cara tidak membiarkan si anjing tersebut berjalan
di depan pemiliknya.
Kita tahu bahwa dalam diri kita terdapat
binatang yang lebih buas daripada harimau, Anjing, ataupun yang lainnya yang
apabila tidak ditundukan akan menjadikan kita lebih buas dari pada binatang. Apakah
binatang tersebut? Yaitu adalah hawa nafsu. ان النفس
لامرة بالسوء
Kepada murid nafsu itu akan berbisik untuk malas belajar. Dia akan mengatakan
“lah sakola-sakola teuing, presiden geus aya,
mentri loba, sarjana ge loba nu nganggur.” Kepada guru akan membisik untuk malas
mengajar. Dia akan mengatakan “lah duit gula
teu amis, duit uyah teu asin”.
Kita diciptakanفي أخسن تقويم)( لقد خلقنا الانسان andai kata anjing
yang hanya mengandalkan insting tanpa akal dan budi mampu menekan sisi
kebinatangannya, maka alangkah malunya kita sebagai manusia tak mampu menekan
sifat kebinatangan kita.
Tips
yang dapat kita lakukan guna menaklukan sifat kebinatangan ada beberapa seperti
yang disebutkan diatas.
1.
Promosi
Alhamdulilah
kita dalam hal ini telah melingkup diri baik guru ataupun siswa dalam
lingkungan yang positif baik di pesantren ataupun sekolah. Bagi siswa kalian
sudah diasah untuk menekan sifat kebinatangan diri sejak dini di pesantren dan
sekolah. Sehingga insting akhlak kalian akan selalu positif, insya allah.
2.
Lapar
Apabila
nafsu hewan kita masih menggebu atau sedang menggebu, maka berilah rasa lapar
kepada nafsu tersbut dengan berpuasa. Sebab dengan puasa akan menekan nafsu
syahwat dan godob (marah)
3.
Saya
pemimpin
Ketahuilah
dalam jiwa kita ada tiga elemen. Akal, syahwat, dan Godob. Syahwat adalah nafsu dalam bentuk keinginan, keinginan
jabatan, keinginan kabur dari sekolah dan lain lain. Sedangkan Godob adalah
nafsu Amarah, amarah karena tak dihaormati orang, amarah karena tak turuti
keinginan dan lainnya.
Maka
apabila syahwat atau godob yang
menjadi raja di hati kita, bisa dibayangkan serakah dan buasnya kita sebagai
manusia melebihi binatang, kenapa? Karena syahwat dan amarah kita didukung oleh
akal beda dengan binatang yang hanya menggunakan insting.
Oleh
karena itu jadikan akal menjadi raja di hati kita, agar syahwat kita menjadi
syahwat yang positif, amarah kita pun menjadi amarah yang positif.