Kumpulan Puisi Bening Kusumaningtiyas Az-Zahra*
Bulan lelah mengusir kabut
Bintang ngantuk batuk-batuk
Bulan memandang purnama
Bintang memejamkan mata.
Malam merayap pelan
Mengunggis hati. Pagi
Datang menagih mimpi
Siang bergerak lamban
Bulan membaca gelisah
Bintang. Bulan lebur
Di napas Bintang
Jadi serbuk abu
Bulan yang jadi abu
Bintang yang jadi wajan
Abu digosokkan ibu
Pada wajan. Wajan
Bersih. Abu hanyut di selokan
Bersama buih hidup dan kehidupan.
Bintang yang kini bersih, perlu serbet
Untuk menyeka tubuhnya yang baru.
Tapi tak ada yang mampu jadi serbet
Hari-hari datang tanpa permisi; Bintang
Yang jadi wajan, rindu Bulan. Bulan yang
Jadi abu tak bisa kembali ke pangkuannya
2018
RAKYAT BUKANLAH SERBET
Bung, ini zaman merdeka
Rakyat bukanlah serbet
Bagi mereka yang mencret
Di setiap proyek yang macet
Bung, negeri ini lahir dari rakyat
Mereka yang korupsi dengan dalih
Demi kesejahteraan rakyat; tak pantas
Minta rakyat untuk bayar utang negara
2018
BASKARA ITU KAU
Aku hanya mengerti bahwa cinta itu rasa
Bukan alibi. Aku hanya mengerti bahwa
Rasa itu warna; bukan manipulasi. Aku
Hanya tahu bahwa cintaku padamu, cinta
Terbaik yang tak pernah aku berikan pada
Siapa pun. Aku hanya tahu kaulah muara
Yang kutuju sampai batas usia merenggut.
Aku hanya ingin kau tahu satu hal, bahwa
Bulan bisa jadi purnama sebab baskara.
“Ssst, ini rahasia; baskara itu kau kekasih!”
2018
SEUMPAMA ISI HATI
Kasatmata dalam selam
Tapi enigma jika masuk
Pada kedalamannya
Palung laut
Seumpama isi hati
Siapa mengeja hari
Hanya pribadi
Yang ngerti!
2018
SEOLAH ANGAN
Seekor merpati laut
Melintas di atas ubun-ubun
Siapa pun tak mampu membaca
Kepergiannya ke arah utara
Ia terbang membelah lautan
Menuju negeri entah; seperti
Tubuhku yang ingin pergi
Ke tempat yang tak terduga
Dalam peta, sekedar ingin istirah
Dari penatnya dunia, tapi tugasku
Belum usai di bumiNya. Seekor
Merpati laut yang terbang
Seolah angan yang datang
Semana suka; bujuk laku!
2018
Eneng Sri Supriatin pemilik nama pena Bening Kusumaningtiyas Az-Zahra, lahir di Tasikmalaya pada tanggal 18 Desember 1981. Puisi, Cerpen dan Artikel sastranya sempat terpublikasikan di media cetak baik terbitan Nasional, Daerah dan Lokal. Disamping itu puisi-puisnya termuat juga dalam beberapa antologi bersama, baik yang diterbitan oleh pemerintah daerah, komunitas mau pun penerbit nirlaba. Antologi puisi tunggalnya, Kalam dari Arafah (PMS, 2017) Kini kesehariannya menjadi tenaga pendidik di MAN Sukamanah Singaparna sebagai guru Sastra dan Seni Indonesia.
Silahkan Baca juga:
Advertisement
Keren bu..
ReplyDelete