STRATEGI
ORGANISASI DAN PENINGKATAN KINERJA PROFESSIONAL GURU MADRASAH
Oleh: Rusman Faoz*
*Pengawas Madrasah Kabupaten Tasikmalaya |
A. Rasional
Menjadi realitas
sosial bahwa manusia berkumpul dengan manusia lain yang memiliki visi, misi
yang sama. Kemudian mereka saling mengikat dan bekerja sama dalam suatu wadah
yang disebut organisasi untuk mewujudkan visi-misinya melalui pencapaian
tujuan-tujuan perantara maupun tujuan akhir (gool/ultimate aim). Dikalangan guru madrasah telah lahir berbagai
organisasi, baik yang langsung di bawah binaan kementerian agama seperti Kelompok
Kerja Guru (KKG) madrasah danMusyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok
Kerja Kepala Madrasah (K3M), maupun organisasi non struktural yang memiliki
keterikatan kuat dengan madrasahseperti Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia
(PGMI), Komunitas Aktifis Literasi Madrasah (KALIMAH), Ikatan Guru Raudhatul
Athfal (IGRA) dan organisasi lainnya.
Setiap organisasi
tentu memiliki strategi guna mewujudkan visi, misi dan tujuannya. Namun
demikian dalam realitanya tidak sedikit organisasi yang gugur akibat lemahnya
strategi organisasi. Permasalahan inilah yang akan dikaji dalam tulisan ini,
dikaitkan dengan peningkatan kinerja profesional guru madrasah. Dimana
peningkatan kinerja profesional guru madrasah menjadi urgen dalam pencapaian
madrasah yang berkualitas. Permasalahan berikutnya, apa kaitan strategi
organisasi dengan peningkatan kinerja profesional guru madrasah? Hal ini akan
terjawab pada uraian berikutnya, setelah sajian tentang landasan teori dan
konsep strategi organisasi dan peningkatan kinerja profesional dijelaskan.
B. LandasanTeoriStrategiOrganisasi dan
PeningkatanKinerjaProfesional
Strategi Organisasi
dan peningkatan kinerja profesional dilandasi oleh teori modern (Analysis system theory). Teori ini muncul
pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik
dan neo klasik.Teori Modern sering disebut dengan teori “Analysis System” yang memadukan antara teori klasik dan neo klasik.
Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila
ingin bertahan hidup maka ia perlu beradaptasi dengan lingkungan.Adaptasidenganlingkungankerjamembutuhkanpeningkatankerja
professional.
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Chester I
Barnard menjelaskan dalam “the functions
of the executive” bahwa tugas manajer adalah menyarankan pendekatan sistem
sosial komprehensif dalam aktifitas “managing”.Bagian-bagian
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh
yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan,
dan menentukan. Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen
akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir
dan bertindak system berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi
saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
System yang sinergi adalah bagian-bagian bekerja dengan serius dalam
tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan system
secara umum.Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari
bagian-bagiannya, sebab sistem memiliki makna (1) suatu system terdiri atas
bagian-bagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian
yang saling hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau
bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai
tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu system yang terdiri atas
bagian-bagian yang saling terhubung tersebut berada dalam suatu lingkungan yang
kompleks.
C.
Konsep Strategi Organisasi
dan Peningkatan Kinerja Profesional
1. KonsepStrategi
Strategi mencerminkan kesadaran organisasi
mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia harus berbuat; bersaing melawan siapa;
dan untuk maksud (purpose) apa. Hal
demikian harus dikelola melalui manajemen strategi, yakni proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan
dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu usaha
untuk mencapai tujuan organisasi (Wikipedia).
Dalam dunia bisnis, istilah strategi
menunjukkan “rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.”Strategis dalam kajian ini dimaknai sebagai proses
untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin dicapai, dan
bagaimana seharusnya mencapai hasil yang bernilai. Dengan menggunakan strategi,
organisasi dapat memahami kekuatan bersaing dan mengembangkan keunggulan
kompetitif berkelanjutan secara sistematis dan konsisten.
Strategi pada hakikatnya merupakan rencana tindakan
yang bersifat umum, berjangka panjang (berorientasi ke masa depan), dan
cakupannya luas. Oleh karena itu, strategi biasanya dirumuskan dalam kalimat
yang kandungan maknanya sangat umum dan tidak merujuk pada tindakan spesifik
atau rinci. Namun demikian, dalam manajemen
strategi tidak berarti bahwa “tindakan rinci dan spesifik” yang biasanya
dirumuskan dalam suatu program kerja tidak harus disusun. Sebaliknya,
program-program kerja tersebut harus direncanakan pula dalam proses manajemen
strategi dan bahkan harus dapat dirumuskan atau diidentifikasi ukuran
kinerjanya. Kegagalan dalam merumuskan ukuran kinerja, seringkali menjadi
penyebab kegagalan organisasi dalam mencapai misinya.
Tidak hanya organiasi besar yang perlu
mengembangkan manajemen strategis, tetapi organisasi kecilpun sebaiknya
dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan
sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi.
Dengan demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan keputusan berjangka
panjang dan unik serta berorientasi masa depan dengan membutuhkan sumberdaya
yang besar dan partisipasi manajemen puncak. Manajemen strategis merupakan
proses tiga tingkatan yang melibatkan para perencana profesional, fungsional
dan pendukung
Terdapat delapan langkah dalam
proses manajemen strategis yaitu:
a.
Mendefinisikan visi, misi dan tanggungjawab sosial,
b.
Menganalisis lingkungan eksternal,
c.
Menganalisis lingkungan internal,
d.
Memilih tujuan dan sasaran,
e.
Mengembangkan strategis organisasi,
f.
Merinci rencana program,
g.
Mengimplementasikan rencana program,dan
h.
Mengumpulkan umpan balik serta menguji pengendalian
2.
Konsep Organisasi
Organisasi adalah kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat
diidentifikasi, bekerja atas dasar yang relative, terus-menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama.Organisasi juga terdiri dari sub sistem yang saling
berhubungan, jika satu sub sistem memiliki kinerja yang buruk maka akan timbul
permasalahan dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi merupakan sebuah sistem
yang terdiri dari aneka macam elemen atau sub sistem. Masing-masing
sub
sistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi. Diantara sub sistem organisasi, manusia merupakan sub sistem terpenting dan menentukan
dalam mencapai tujuan. Pencapaian tujuan organisasi sangat penting, sebagai bukti
prestasi organisasi. Tujuan organisasi menentukan kebijakan organisasi.Dalam siklus
perjalanan organisasi tidak terlepas dari kendala,oleh karena itu perlu dicari
alternative dalam memperbaiki suatu organisasi agar berubah kearah yang lebih
baik sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama.
Sebagai wadah, organisasi adalah wahana
yang di dalamnya tersusun permanen tanpa meninggalkan sifat keluwesan,
terdapat kegiatan administrasi dan manejemen. Keluwesan ini diperlukan agar
dimungkinkan terjadinya perubahan dalam upaya penyesuaian dan pengembangan sistem informasi dan teknologi. Akan tetapi untuk tidak mudah berubah, organisasi perlu disusun berdasarkan landasan yuridis, realitis dan objektif, serta pertimbangan faktor-faktor
internal dan eksternal organisasi.
3.
KonsepKinerja
Kinerja adalah hasil kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Kinerja
atau performance juga berarti tindakan
menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan, oleh karena itu performance sering juga diartikan
penampilan kerja atau prilaku kerja.
Secara definitif Bernandin
dan Russell mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Kinerja seseorang
didasarkan pada hasil penilaian. Penilaiankinerjaadalahmenilairasiohasilkerjanyatadaristandarkualitasmaupunkuantitas
yang dihasilkan setiap karyawan. Menurut Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2005),
penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan. Dale Yoder
mendefinisikan penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal dilakukan di
dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan
sumbangan serta kepentingan bagi pegawai.
4.
KonsepProfresional
Professional berasal dari bahasa Latin, yaitu “Profesia” yang berarti
pekerjaan, keahlian, jabatan. Komarudin
(2000: 205), mengatakan bahwa Terminologi professional melahirkan teriminologi
baru, yakni profesionalisme. Yaitu sebagai komitmen untuk ide-ide professional dan
karier. Secara operasional, Syaiful (2002: 199) menegaskan bahwa profesionalisme
memiliki aturan dan komitmen jabatan keilmuan teknik dan jabatan yang akan
diberikan kepada pelayan masyarakat agar secara khusus pandangan-pandangan
jabatan dikoreksi secara keilmuan dan etika sebagai pengukuhan terhadap
profesionalisme. Profesionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan,
kemauan, pendapat atau semacamnya, tetapi benar-benar dilandasi oleh
pengetahuan secara akademik dan keterampilan yang teruji. Professional harus dapat membedakan mana ilmu yang
esensial berkaitan dengan disiplin ilmunya dan tidak esensial sesuai dengan
tuntutan professional. Professional harus mereduksi lama pendidikan untuk
memberikan kualifikasi bagus tanpa mengurangi standar dan metodologi yang
tepat, pengalamansesuai keilmuan, dan menyeleksi ilmu yang diberikan.
D. StrategiOrganisasidalamPeningkatanKinerjaProfesional Guru
Madrasah
Sejalan dengan teori sistem, bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan serta berkaitan dengan
lingkungan. Dalam kondisi demikian, strategi organisasi akan memiliki
ketergantungan terhadap kinerja pengurus, anggota organisasi, dan lingkungan
dimana organisasi itu berada. Misalnya KKG/MGMP, K3M, Pokjawas, PGMI, IGRA,
KALIMAH merupakan organisasi yang ada dalam satu lingkungan “Madrasah”.
Meskipun dimensi kerjanya berbeda, tetapi memiliki sekurang-kurangnya satu
dimensi yang sama, yaitu meningkatkan profesionalitas guru. Dalam kondisi
seperti itu jelas pengurus organisasi-organisasinya perlu menerapkan strategi
yang dapat mensinergikan faktor lingkungan eksternal. Inilah kaitan pertama
antara strategi organisasi dengan peningkatan kinerja profesional guru
madrasah.
Kaitan kedua terdapat pada strategi organisasi yang dipilih oleh masing-masing
organisasi tersebut, khususnya strategi organisasi fungsional. Strategi tingkat fungsional mengarahkan kegiatan dalam bidang
fungsional (keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan, SDM, produksi)
untuk beroperasi yang mendukung setiap unit organisasi. Strategi ini menjawab
pertanyaan seperti “Bagaimana dapat mengaplikasikan keahlian fungsional untuk
mendukung strategi terbaik dari tingkatan unit organisasi?
Ada empat tipe strategi yang dapat digunakan
pada berbagai tingkatan organisasi yaitu:
1 1. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini berusaha meningkatkan ukuran
organisasi dan ekspansi. Strategi ini sangat dikenal karena hampir semua
organisasi menginginkan adanya pertumbuhan dalam kehidupan organisasinya dalam
jangka panjang. Pertumbuhan organisasi dapat terjadi dengan beberapa cara
seperti: a) Berkembang secara internal melalui konsentrasi, yaitu menggunakan
kekuatan yang ada untuk memperbaharui dan meningkatkan produktifitas, tanpa
menanggung resiko yang besar; b) Diversifikasi, melakukan akuisisi baru yang
berhubungan atau tidak dengan usahanya atau melakukan investasi spekulasi yang
baru(integrasi vertical, integrasi horizontal, diversifikasi ahli dan
kemitraan).
2.Strategi Bertahan
Strategi bertahan dilakukan dalam rangka mengurangi
skala operasi untuk kepentingan efisiensi dan meningkatkan kinerja. Strategi bertahan
dapat dilakukan dengan cara kembali pada tujuan utama dengan mengabaikan tujuan
lain yang kurang berhubungan dengan tujuan utama sebagaimana direncanakan pada
awal pendirian organisasi.
Menurunkan ukuran dengan mengurangi biaya dan
restrukturisasi untuk mengembangkan operasi yang efisien, melepaskan bagian
organisasi yang tidak efektif dan mengganti bagian-bagian yang sudah tidak
berfungsi.
3. Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan strategi jangka
pendek di karenakan dalam strategi ini organisasi tidak melakukan pengembangan,
hanya memberikan waktu “istirahat” dan mempersiapkan diri kembali menghadapi
persaingan ke depan. Strategi dengan tetap menjalankan kegiatan pada saat ini
dengan mengurangi tekanan untuk pertumbuhan dan tanpa komitmen pada beberapa
perubahan operasi utama. Strategi untuk organisasi yang dapat melakukan
kegiatan dengan sangat baik dalam menghadapi lingkungan, resiko rendah yang
dapat dihadapi dan melakukan konsolidasi yang diperlukan dengan
strategi-strategi yang terlibat.
4. Strategi Kombinasi
Dalam waktu yang sama melakukan kombinasi dari
beberapa strategi, untuk menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis dengan
tingkat persaingan tinggi, dimana kondisi organisasi beroperasi secara kompleks.
Bagi organisasi
yang memiliki berbagai macam bidang dengan konsidi internal dan eksternal yang
berbeda-beda, maka diperlukan penanganan yang berbeda-beda pula dalam mengatasi
permasalahan. Sehingga salah satu strategi diatas dijalankan pada sebagian usaha,
sedangkan bagian lainnya dengan strategi yang lain. Strategi ini dibutuhkan
ketika organisasi berada pada situasi usaha global, dinamis ataupun
perkembangan teknologi yang cepat.
E. PengembangankeDepan
Pengambangan strategi organisasi dan
peningkatan kinerja professional perlu didukung oleh dengan berbagai komponen dan
oleh semua orang yang terlibat di dalamnya. Pendekatan profesionalisme sangat
diperlukan. Dewasa ini kesempatan terbuka bagi warga organisasi untuk memperoleh
pengetahuan dan kemampuan/keterampilan tambahan yang dibutuhkan guna menunjang
profesionalisasi. Pengembangan profesional membutuhkan kesadaran diri untuk
menjadi lebih baik. Tidak mungkin jika hanya mengandalkan program-program
pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan, melainkan perlu dilakukan
penguatan oleh organisasi-organisasi profesi, sehingga anggota organisasi
profesi memiliki kinerja yang meningkat.
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan dalam
pengembangan jabatan tersebut. Tiap jalan menawarkan kesempatan-kesempatan bagi
wargaorganisasi yang bermotivasi kearah penambahan kemampuan profesional
mereka. Upaya-upaya penyiapan dan pembinaan mencakup kegiatan-kegiatan sebagi
berikut : perlu dilakukan pelatihan dalam jabatan agar mereka memiliki Visi dan
Wawasan yang benar, menguasai Keterampilan Teknis yang diperlukan untuk
menjalankan tugas pada organisasi, dan memiliki kualitas pribadi sesuai dengan
tuntutan profesinya.
Bahan Bacaan
Agustini, D. 2005. Pengaruh
Budaya Organisasi dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Widyaiswara di PPPG
Tertulis Bandung, Tesis, Bandung, PPS UNWIM.
David Fred R .”Manajemen Strategis Konsep”, Salemba Empat: Jakarta. Tanpa tahun.
Gibson, L., James, Ivancevich, M., John, Donnelly, H.,
James. 2006.Organisasi. Perilaku,
Struktur dan Proses. Terjemahan.
Binarupa Aksara . Jakarta.
Muhammad, Suwarsono.2000.Manajemen Strategik: Konsep
dan Kasus. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.
Nawawi,Hadari. 2005);Manjemen Strategi, Gadjah Mada Pers: Yogyakarta
Sedarmayanti. 2001. Sumber
Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Stephen P. Robbins. 1994.Teori Organisasi, struktur, Desain & Aplikasi. Edisi 3. (Alih
Bahasa Yusun Udaya). Jakarta: Arcan.
Silahkan Baca juga:
Advertisement
Sangat bermanfaat tulisan pak Rusman terkait strategi organisasi dlm peningkatan kinerja profesional guru madrasah,ada bbrp strategi yg dituliskan,sekedar saran selain strategi juga terdapat implementasinya,sehingga akan berdampak langsung terhadap kinerja guru madrasah, hatur nuhun
ReplyDelete