Dalam hal ini penulis menyoroti poin ke empat tentang sastra sebagai media pengembang dan pemerkaya pandangan kehidupan. Penulis tertarik pada poin tersebut karena pada poin itu karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi pembacanya dengan mengambil hikmah dari sebuah karya sastra yang disajikan.
Manusia sebagai mahluk sosial tentu tidak akan lepas dari namanya sebuah interaksi, baik secara verbal maupun nonverbal. Dari interaksi ini akan memberikan sebuah dampak sosial yang cukup signifikan, manusia akan berubah pandangan hidup dia dari konsep yang satu ke konsep yang lainnya. Seperti contoh sahabat Rasulullah saw yang bernama Abu Bakar dia berubah konsep pandangan hidup Jahiliyahnya setelah bergaul secara langsung dengan nabi Muhammad saw, namun ada pula sahabat yang beriman bukan karena interaksi dengan Rasulullah saw. secara langsung, namun karena mendengar bahasa indah (yang merupakan ciri teks sastra) dari Alquran yang dibacakan oleh adiknya.
Jadi jelas bahwa sebuah karya sastra yang baik (walau alquran bukan karya namun wahyu) bukan hanya akan memperluas sebuah pandangan kehidupan, namun lebih jauh lagi bisa mengubah konsep dari kehidupan seseorang.
Hari ini dimana keberadaan media sosial sudah sangat mudah diakses oleh sebagian rakyat Indonesia, kita seakan menghadapi pisau bermata dua, yang apabila kita salah menggunakannya maka pisau tersebut justru akan melukai si pemakai pisau tersebut. Kebebasan yang dimiliki dan kemudahan akses justru dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kegaduhan di negeri ini.
Intuisi seseorang yang terlatih untuk menganalisis sebuah informasi baik berupa teks ataupun nonteks maka tidak akan mudah terpengaruh dengan informasi yang belum tentu kebenarannya. Dia akan memilah dan memilih dari perkataan ataupun tulisan yang dibacanya mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan opini, hal ini sebagai efek dari luasnya pandangan kehidupannya yang bisa melihat sebuah informasi dari berbagai sudut pandang. Hal ini tentu berawal dari kemampuan daya analitik yang bagus yang mampu menangkap makna dari setiap teks dan ucapan.
Sebagai contoh penulis akan menyajikan kutipan puisi dengan judul Gadis Peminta-minta karya Toto Sudarto Bachtiar
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Dari puisi yang disajikan diatas, kita bisa merasakan nada keharuan penyair dari menangkap lambang, kiasan, bunyi, pilihan kata, dan unsur puisi yang khas untuk menggambarkan suasana sedih dan terharu. Menangkap hal tersembunyi dari sebuah puisi baik itu lambang ataupun kiasan membutuhkan kemampuan daya analisis yang cukup mendalam, seperti contoh mengungkap kesengsaraan dan kelemahan yang dialami oleh seorang gadis dengan menerjemahkan makna lambang gadis kecil berkaleng kecil.
Seiring dengan terlatihnya seseorang menerjemahkan makna tersembunyi dari sebuah karya sastra maka akan semakin terlatih intuisinya dalam menangkap makna dari sebuah tulisan, ucapan, maupun peristiwa.
Tentu hal ini tidak berhenti disini, karena setelah manusia mampu mengetahui dan memahami apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan tentu manusia akan mampu untuk mengambil sebuah Ibrah (pelajaran) untuk kehidupannya. Dari pengalaman membaca puisi Gadis peminta-minta pembaca akan mendapatkan rasa empati, setelah rasa empati hadir di hatinya, maka dia akan mendapati pengalaman batin untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama kepada para peminta-minta.
Menjadikan karya sastra sebagai wahana menambah wawasan kehidupan patut dicoba di tengah maraknya penyebaran isu negatif dan konten yang tidak berkualitas yang sayang tidak mampu difilter dengan baik oleh sebagian warga karena ketidakmapuan untuk menangkap makna dari sebuah konten berita ataupun informasi.
Manusia sebagai mahluk sosial tentu tidak akan lepas dari namanya sebuah interaksi, baik secara verbal maupun nonverbal. Dari interaksi ini akan memberikan sebuah dampak sosial yang cukup signifikan, manusia akan berubah pandangan hidup dia dari konsep yang satu ke konsep yang lainnya. Seperti contoh sahabat Rasulullah saw yang bernama Abu Bakar dia berubah konsep pandangan hidup Jahiliyahnya setelah bergaul secara langsung dengan nabi Muhammad saw, namun ada pula sahabat yang beriman bukan karena interaksi dengan Rasulullah saw. secara langsung, namun karena mendengar bahasa indah (yang merupakan ciri teks sastra) dari Alquran yang dibacakan oleh adiknya.
Jadi jelas bahwa sebuah karya sastra yang baik (walau alquran bukan karya namun wahyu) bukan hanya akan memperluas sebuah pandangan kehidupan, namun lebih jauh lagi bisa mengubah konsep dari kehidupan seseorang.
Hari ini dimana keberadaan media sosial sudah sangat mudah diakses oleh sebagian rakyat Indonesia, kita seakan menghadapi pisau bermata dua, yang apabila kita salah menggunakannya maka pisau tersebut justru akan melukai si pemakai pisau tersebut. Kebebasan yang dimiliki dan kemudahan akses justru dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kegaduhan di negeri ini.
Intuisi seseorang yang terlatih untuk menganalisis sebuah informasi baik berupa teks ataupun nonteks maka tidak akan mudah terpengaruh dengan informasi yang belum tentu kebenarannya. Dia akan memilah dan memilih dari perkataan ataupun tulisan yang dibacanya mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan opini, hal ini sebagai efek dari luasnya pandangan kehidupannya yang bisa melihat sebuah informasi dari berbagai sudut pandang. Hal ini tentu berawal dari kemampuan daya analitik yang bagus yang mampu menangkap makna dari setiap teks dan ucapan.
Sebagai contoh penulis akan menyajikan kutipan puisi dengan judul Gadis Peminta-minta karya Toto Sudarto Bachtiar
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Dari puisi yang disajikan diatas, kita bisa merasakan nada keharuan penyair dari menangkap lambang, kiasan, bunyi, pilihan kata, dan unsur puisi yang khas untuk menggambarkan suasana sedih dan terharu. Menangkap hal tersembunyi dari sebuah puisi baik itu lambang ataupun kiasan membutuhkan kemampuan daya analisis yang cukup mendalam, seperti contoh mengungkap kesengsaraan dan kelemahan yang dialami oleh seorang gadis dengan menerjemahkan makna lambang gadis kecil berkaleng kecil.
Seiring dengan terlatihnya seseorang menerjemahkan makna tersembunyi dari sebuah karya sastra maka akan semakin terlatih intuisinya dalam menangkap makna dari sebuah tulisan, ucapan, maupun peristiwa.
Tentu hal ini tidak berhenti disini, karena setelah manusia mampu mengetahui dan memahami apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan tentu manusia akan mampu untuk mengambil sebuah Ibrah (pelajaran) untuk kehidupannya. Dari pengalaman membaca puisi Gadis peminta-minta pembaca akan mendapatkan rasa empati, setelah rasa empati hadir di hatinya, maka dia akan mendapati pengalaman batin untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama kepada para peminta-minta.
Menjadikan karya sastra sebagai wahana menambah wawasan kehidupan patut dicoba di tengah maraknya penyebaran isu negatif dan konten yang tidak berkualitas yang sayang tidak mampu difilter dengan baik oleh sebagian warga karena ketidakmapuan untuk menangkap makna dari sebuah konten berita ataupun informasi.
0 Komentar:
Post a Comment