Harta yang Menipu

“Harta yang Menipu”

Kau begitu menggoda
Kemilaumu membuat mataku buta
Tarikanmu membuatku lupa
Lupa pada yang maha kuasa

Setiap hari orang berlomba mendapatkanmu
Sikut sini sikut sana tak jemu-jemu
Tak peduli walau raga dihimpit waktu
Hingga yang lain dianggap tak perlu

Demi engkau aku gadaikan anak-anak
Orangtuanya ku carikan pembantu
Ku tak peduli walau mereka sayang atau tidak
Yang ku inginkan engkau ada dipangkuanku

Mengejarmu kukerahkan seluruh daya
Alasanku membahagiakan keluarga
Jerit tangis anak ku anggap tak ada
Padahal yang ku kejar adalah fana



Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.
Staf Pengajar MTs Cijangkar

Wanci Sareupna

Wanci Sareupna

Layung beureum luhur gunung
Sarangenge amitan mungkur
Nyumput tukangen halimun
Tunduk dina galur  waktu

Ti subuh nepi ka surup
Eureun rame  ngadago simpe
Tongeret  ngajenger  ngadadak rehe
Manuk piit balik nyayang
Manuk tuew mimiti datang

Dangdaunan ngagupayan
Buruan lenglang kari ledugna
Tapak barudak  arulin jeung baturna
Balik ka imah bari lugina
Mawa carita ka indung bapana
kumpul ngariung ngalingkung sarung

Tutup panto tutup jandela
Sabab peuting  rek tumiba
Nyawang beurang  makalangan
Lalangse  tinggal  sawangan
Miang hamo mulang deui
Sabab umur manjing sareupna



Asep Saefulmillah













*Pengawas Sekolah, Kemenag Kab. Tasikmalaya
Email: asep_saepulmillah40@yahoo.com.

URGENSI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Pagerageung Tasikmalaya

Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadap hal yang selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses pendidikan, maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinnya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.
Pengertian pendidikan bukan hanya untuk di ketahui belaka melainkan dengan memahaminya lalu berusaha untuk menjalankan perosesnya berdasarkan apa yang memang tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut. Kita terlalu sering melihat berbagai kejadian nyata yang mencoreng nama baik dari pendidikan tersebut mungkin salah satu penyebabnya adalah dikarenakan mereka tidak menguasai nilai–nilai apa yang diartikan dalam kata pendidikan itu sendiri.
Kata Pendidikan berdasarkan KBI (Kamus Bahasa Indonesia) berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu dari kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa Yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak .
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi dasar berdidirinya proses pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Pengertian pendidikan menurut bapak pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, adalah  “ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” 
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non-formil. Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada Al-Tarbiyah, Al-Ta'dib, Al-Ta'lim. Dari ketiga istilah tersebut yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah Al-Tarbiyah, sedangkan Al-Ta'lim dan Al-Ta'dib jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam. Istilah Al-Tarbiyah memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh,  berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinnya. Proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai "pendidik" seluruh ciptaanNya, termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islam yang dikandungkan dalam Al-Tarbiyah, terdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu: 1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh) 2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. 3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. 4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap. Dalam kata Al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuh, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya. Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

METODE GURU PADA KBM MENENTUKAN KUALITAS PESERTA DIDIK

METODE GURU PADA KBM MENENTUKAN KUALITAS PESERTA DIDIK


HENDAR, S.Pd., M.Si
GURU MTs. NEGERI 3 TASIKMALAYA
Berbicara mengenai kualitas hasil kegiatan belajar mengajar tidak akan terlepas dari sebuah proses sebagai langkah dan pola yang diterapkan serta dilaksanakan oleh guru selaku fasilitator yang berperan sangat penting keberadaannya di ruangan kelas pada pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tugas guru adalah mengoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar guru untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan minatnya. Guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kompetensi belajar peserta didik.

Pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang benar-benar antara guru dengan peserta didik, penekanannya adalah proses pembelajaran pada peserta didik. Konsep ini dapat membawa konsekuensi proses pembelajaran yang lebih ditekankan pada kreatifitas peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan dapat diraih peserta didik.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik tentunya jika ingin mengetahui kualitas peserta didik,  maka dapat menggunakan dan menerapkan metode. Metode bagi guru pada kegiatan belajar mengajar supaya dapat meningkatkan kualitas peserta didik, adalah metode yang dapat diterapkan secara nyata dalam proses pembelajaran.

Selain itu proses pembelajaran antara guru dengan peserta didik dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Maka hasil dari kegiatan belajar peserta didik dapat dicapai secara optimal dan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar yang baik.

Metode yang perlu diimplementasikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung, untuk menuju kualitas bagi peserta didik dari hasil kegiatan belajar mengajar,  diantaranya : Pertama, memahami sifat atau karakter yang dimiliki peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki watak rasa ingin tahu dan berimajinasi, kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif.

Kedua, mengenal peserta didik secara individu, mereka berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kompetensi yang berbeda. Dalam proses pembelajaran, perbedaan individual perlu mendapat perhatian dan harus tercermin dalam aktivitas pembelajaran. Mereka dalam kelas tidak selalu beraktivitas yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kompetensi lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu peserta didik yang lainnya (tutor sebaya). Dengan mengenal kompetensi peserta didik, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga peserta didik tersebut dapat belajar secara optimal.

Ketiga, memanfaatkan perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai makhluk sosial, peserta didik sejak kecil bermain secara alami berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka dapat duduk secara berkelompok.

Keempat, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Keduanya ada pada diri siswa sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya.

Kelima, mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan pembelajaran yang menarik. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam pembelajaran efektif dan menyenangkan. Hasil pembelajaran peserta didik sebaiknya dipublikasikan di ruang kelas. Hal ini dapat memotivasi dan menginspirasi bagi peserta didik yang lain. Baik tugas individu maupun kelompok.

Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah kreatif bagi peserta didik seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Ketujuh, memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Kualitas hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam pembelajaran. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar melalui catatan dari pekerjaan siswa.

TIPS MENJADI GURU IDOLA DENGAN MEMAHAMI BAHASA TUBUH SISWA

TIPS MENJADI GURU IDOLA DENGAN MEMAHAMI BAHASA TUBUH SISWA
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Mapel SKI

Bentuk Isyarat Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Bahasa tubuh unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa tubuh bisa saja berbeda dengan negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa tubuh yang sama sekali berbeda. Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tetulis yang berbeda , namun menggunakan bahsa tubuh yang sama.
Pada umumnya ada peranan bahsa tubuh dalam berkomunikasi, misalnya sebagai alat melindungi diri sendiri dengan membuat suatu tanda bagi sipelaku agar mampu melawan musuhnya dan sebagai faktor pendukung bagi si pengguna, yang berarti bahasa isyarat yang digunakan dapat mendukung si pengguna dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kita bisa saja membaca pikiran seseorang melalui isyarat gerak tubuh yang diperbuat dalam mengekspresikan komunikasi meskipun tidak mengeluarkan kata-kata, dan pada umumnya isyarat gerak tubuh yang diperbuat dapat dimengerti oleh si penerima. Ada beberapa bahasa tubuh yang masih lazim digunakan dalam berkomunikasi antara sipelaku terhadap si penerima.
1. Bahasa tubuh dengan mengangkat kedua bahu si pelaku yang berarti mengekspresikan ketidaktahuan si pelaku akan suatu hal atau tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
2. Bahasa tubuh dengan mengacungkan jari jempol ayang artinya untuk mengekspresikan sesuatu tanda persetujuan dan tanda kebenaran.
3. Bahasa tubuh yang menyatukan jari jempol dan jari telunjuk membentuk tanda “ O” yang berarti untuk mengekspresikan agar tidak khawatir dan menyatakan setuju.
4. Bahasa tubuh dengan memberikan tanda “ V” dari jari tengah dan jari telunjuk yang berarti tanda kemenangan atau kedamaian (peace)
5. Bahasa tubuh yang diekspresikan dengan menutup mulut menggunakan kedua telapak tangan yang berarti mengekspresikan tanda bahwa si pelaku itu berbuat kebohongan atau merasa bersalah.
6. Bahasa tubuh dengan membuat kedua tangan terbentang yang berarti mengekspresikan kebenaran.
7. Bahasa tubuh dengan berjabat tangan dikepal yang berarti pada umumnya menunjukan jabatan tangan sangat jantan.
8. Bahasa tubuh dengan bertepuk tangan yang berarti mengekspresikan penuh kebahagiaan.
9. Bahasa tubuh dengan berpangku tangan, yang berarti mengekspresikan perasaan sedih, perasaan yang tersakiti atau perasaan prustasi.
10. Bahasa tubuh dengan meletakan tangan dikepala yang berarti si pelaku baru saja mengingat-ingat sesuatu hal.
11. Bahasa tubuh dengan meletakan jari di kepala yang berarti si pelaku sedang menghayal atau sedih.
12. Bahasa tubuh dengan mengeluarkan lidah si pelaku yang berarti si pelaku berusaha untuk menakuti seseorang dan biasanya diperbuat , untuk menakuti anak-anak.
13. Bahasa tubuh dengan mengacungkan jempol kiri atau kanan sambil mengarahkan ke belakang pundak si pelaku yang berarti si pelaku memerintahkan untuk kembali ke awal.
14. Bahasa tubuh dengan mengusapkan  mata dengan jari yang berarti bahwa ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh si pelaku.
15. Bahasa tubuh dengan memasukan jari telunjuk ke dalam mulut yang berarti mengekspresikan ketidaktahuan akan sesuatu hal atau kekesalan.
16. Baasa tubuh dengan menggelenkan kepala si pelaku (agent) kepala si pemeriksa yang berarti mengekspresikan tanda setuju terhadap sesuatu hal.
17. Bahasa tubuh dengan menggoyangkan jari telunjuk pada si penerima yang berarti agen/pelaku meminta si penerima untuk datang menghadapnya.
18. Bahasa tubuh dengan melambaikan tangan yang berarti hendak meninggalkan suatu tempat atau berpisah pada orang lain.
19. Bahasa tubuh dengan mengayunkan tangan kanan pada seseorang berarti mempersilahkan seseorang untuk melakukan apa yang sipenerima inginkan.
20. Bahasa tubuh dengan membuat tangan ke dalam mulut seolah-olah memakan sesuatu, isyarat ini berarti mengajak si penerima untuk amakan bersama-sama.
Bahasa-bahasa tubuh tersebut sangat berperan penting untuk mendukung komunikasi antara si pelaku dan penerima. Komunikasi juga bisa terjadi dengan bahasa tubuh selama bahasa tubuh itu bisa dimengerti oleh keduanya. Bahsa tubuh lazimnya tidak mengeluarkan kata-kata maupun kalimat, namun komunikasi dapat terjadi melalui isyarat-isyarat yang diperbuat. Bahasa tubuh juga bagian dari ekspresi bahsa yang menggunakan perasaan, pikiran, kejadian dan tindakan untuk menyatakan interaksi dengan orang lain.

Ihwal Menjadi Guru Profesional

Ihwal Menjadi Guru Profesional
Oleh: Eneng Sri Supriatin, M.Pd.*

Eneng Sri Supriatin, M.Pd.
Secara harfiah guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Mengajar berarti bagaimana guru membelajarkan murid. Menurut pandangan konstruktivisme, mengajar merupakan kegiatan yang mengondisikan sehingga memungkinkan berlangsungnya peristiwa belajar. Tentu saja untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran pada suatu ilmu yang hendak diajarkan dengan ditunjang berbagai ilmu pengetahuan lainnya perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Dalam pengertian ini guru belum dikatakan mengajar kalau belum membelajarkan siswa atau membuat murid belajar.

Itulah mengapa sebabnya guru bisa dikatakan sebagai komponen strategis yang memiliki peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan dalam masyarakat pada suatu bangsa. Tetapi untuk menjadi guru yang profesional, memang tidak cukup hanya mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan diajarkan. Sebab dalam proses belajar mengajar penguasaan materi hanya merupakan perangsang tindakan guru dalam memberikan dorongan belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar. Mengapa? Sebab peristiwa belajar mengajar ini mirip dengan kegiatan jual-beli, ketika komponen-komponen didalamnya tidak lengkap maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, misalnya ada guru, ada media pembelajaran, tetapi tidak ada murid maka sampai kapanpun tidak akan berjalan suatu proses belajar mengajar tersebut begitu juga proses jual-beli.

Dalam harfiah lain, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Maka jelas, jika dihubungkan dengan proses jual-beli sama halnya guru sedang mendagangkan ilmu. Seperti yang tertulis dalam Al Quran tentang peringatan jual-beli: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam” (Qs Al-MuthaffifĂ®n/83:1-6). Artinya, profesional itu jangan sampai lebih besar gaji yang diterima ketimbang pelajaran atau ilmu yang diberikan guru pada siswa.

Dan inilah, fenomena sekarang yang penulis amati di beberapa institusi pendidikan, guru lebih senang mengejar sertifikasi ketimbang mengajar secara profesional di dalam kelas. Padahal tujuan sertifikasi sendiri bagi guru guna meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas, tetapi aplikasinya di dalam kelas nihil. Jadi sangat wajar jika masa depan regenerasi bangsa titik tolaknya ada di tangan guru. Seperti Jepang ketika Naga Saki dan Hirosima diganjar Bom Atom, maka yang pertama ditanyakan oleh kaisarnya pada saat itu adalah jumlah guru yang tersisa, sehingga Jepang kini bisa kembali bangkit dengan tidak kehilangan ikonnya sebagai Cahaya Asia.

Sebagaimana yang dikatakan oleh William H. Burton, mengajar merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar mengajar berarti mengorganisasi aktivitas siswa dan memberi fasilitas belajar, sehingga mereka bisa belajar dengan baik. Artinya, ketika guru memilik skill mengajar yang baik—maka suasana belajar mengajar akan terasa sangat menyenangkan. Disamping itu guru juga harus memiliki kepribadian yang baik sehingga menjadi cerminan bagi peserta didiknya. Mengapa?

Sebab kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karakteristik kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, dan mampu menjadi teladan bagi peserta didik dengan akhlak mulianya. Karena disamping sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai panutan.

Tentu saja untuk menjadi panutan tidak semudah itu, tetapi guru pun harus mampu menjadi sebagai demonstrator. Mengapa? Melalui perannya sebagai demonstrator, diharapkan guru mampu mengembangkan ilmu yang sedang diajarkan pada siswanya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya kerena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pada tahap selanjutnya guru pun harus mampu menjadi pengelola kelas, mengapa? Dalam perannya sebagai pengelola kelas (Learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang harus—diawasi guna kegiatan-kegiatan belajar terarah, yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Ada pun tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Pada tahapan selanjutnya, guru harus mampu menjadi mediator dan fasilitator. Mengapa? Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang beguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar.

Dan tahapan yang terakhir, guru harus mampu menjadi evaluator. Mengapa? Guna mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau dipertahankan.

Ke empat tahapan elemen dasar tersebut tidak akan bisa diaplikasikan dengan baik di dalam kelas oleh guru—apa pun ilmu yang hendak diajarkannya pada siswa, jika guru tidak mampu membaca psikologi tiap siswanya dengan baik. Mengapa? Dengan pondasi ilmu psikologi sebagai ilmu tambahan dalam mengajarkan ilmu inti yang hendak diajarkan guru pada siswa, hal ini akan mempermudah langkah kerja guru untuk memberikan asupan pada tiap siswanya yang mempunyai kepribadian berbeda dengan teman sekelasnya. Artinya, ketika guru mampu membaca karakteristik individu pada tiap anak didiknya, maka guru tersebut secara otomatis mampu memberi asupan atau penerangan materi dengan jalan berbeda pada tiap siswanya, sehingga ilmu yang diajarkannya mampu diserap oleh tiap siswanya dengan baik.
Lanjutannya, berhasil atau tidaknya seorang guru bisa dinilai dari perkembangan dan prilaku siswa yang diajarnya. Pada hasil proses inilah seorang guru bisa dikatakan menjadi guru yang profesional. Selamat mengajar! []


BIOGRAFI
Nama                           : ENENG SRI SUPRIATIN, M.Pd.
Alamat                         : Perum Andalusia Garden Mangkubumi Tasikmalaya
Tempat, tanggal lahir   : Tasikmalaya, 18 Desember 1980
Pekerjaan             : Guru B. Indonesia ( MAN 1 Tasikmalaya ) Sukamanah     Tasikmalaya
Pendidikan                   : S2 (Pascasarjana IPI Garut)
No Hp                          :  081224976188   

MEMAKNAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA BAGI GURU

MEMAKNAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA BAGI GURU

 HENDAR, S.Pd., M.Si
GURU MTs. NEGERI 3 TASIKMALAYA
Kutipan lirik lagu Hymne Guru “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa”.
Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian, dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Secara sederhana pahlawan tanpa tanda jasa  adalah orang yang berani dan rela berkorban dalam membela kebenaran tanpa mengharapkan keuntungan pribadi (KBBI).

Sungguh ironis, guru yang merupakan profesi sangat mulia hanya dikaruniai gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, padahal secara syariat guru yang mengantarkan anak didik untuk mewujudkan dan mencerdaskan  menuju puncak kesuksesannya. Ibaratnya pengorbanan dan jerih payah guru tak bisa digantikan, walau dengan berbagai penghargaan sebesar apa pun.

Sebagai Pendidik Profesional, guru senantiasa melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh walaupun secara faktual banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana dan apa yang dilakukan guru untuk mencetak muridnya supaya mampu meraih impian yang telah dicita-citakan. Terkadang orang itu menilai kepada guru dari segi negatifnya yang senantiasa dibesar-besarkan, padahal kalau kita menyadari secara faktualisasi bahwa seorang guru itu sebagai pengabdi sejati yang senantiasa mengabdi walau pun tanpa diberikan gelar apa-apa dengan memanfaatkan fasilitas dan kesejahteraan yang telah diatur dan ditentukan oleh pemangku kebijakan.

Guru walaupun hanya dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tetap mempunyai fakta yang betul-betul telah dirasakan dan dilaksanakan oleh semua guru, diantaranya : Guru tidak hanya bekerja mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 14.30 siang saja, tetapi guru bekerja di rumah selain mengurus  keluarga, diantaranya pekerjaan guru di rumah untuk mempersiapkan materi pertemuan berikutnya, menyiapkan soal-soal, memeriksa tugas, mempersiapkan remedial dan pengayaan, atau memeriksa dan menilai tugas baik individu mapun kelompok yang diberikan kepada para siswa.

Selain itu, Guru sangat menyukai siswa yang datang ke sekolah setiap hari dengan sikap sangat baik dan benar-benar ingin belajar. Guru hanyalah manusia biasa yang memiliki kehidupan di luar sekolah, yang memiliki hari yang baik dan buruk, dan terkadang melakukan perbuatan yang salah. Guru sangat terluka ketika orang tua tidak memahami bahwa pendidikan itu adalah merupakan kolaborasi antara guru dengan orang tua siawa. Guru sangat menyukai peraturan. Guru tudak menyukai jika ada yang melanggar dari rencana yang sudah ditentukan. Guru memahami bahwa siswa sebagai individu siswa dalam kelas adalah tidak sama, mereka terus belajar untuk memahami kebutuhan masing-masing. Kemudian Guru sangat membenci pada media yang membesar-besarkan kesalahan dari oknum-oknum guru yang membuat kekacauan guru memberitakan sebagian besar para guru yang selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi siswanya.

Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru  menginginkan yang terbaik bagi para siswanya, mereka tak ingin melihat kegagalan pada siswanya. Guru seringkali menggunakan uangnya sendiri untuk hal-hal yang mereka butuhkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas. Guru ingin melihat siswanya yang telah selesai dan  lulus menjadi orang yang produktif dan warga negara yang sukses di kehidupan berikutnya. Guru ingin menjadi model yang baik bagi siswanya. Guru bekerja pada siklus yang tidak pernah berhenti, kecuali apabila mereka berhenti mengajar, guru bekerja keras untuk para siswanya. Guru terkadang merasa prustasi melihat beberapa orang guru yang kurang profesional dan tidak mengajar untuk alasan yang tidak jelas. Guru sangat senang menerima dan menggunakan teknologi baru jika benar-benar dilatih, dibina, diarahkan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Guru sangat menyukai dan menikmati hari libur. Hari libur merupakan waktu bagi mereka sebagai refleksi  pikiran agar kedepan mereka dapat membuat perubahan yang bermanfaat untuk anak didiknya.

Harapan untuk masa mendatang, semoga nasib guru  semakin lebih baik daripada masa saat ini. Bagaimana pun juga harus kita sadari bahwa peran guru sangat besar berpartisipasi memajukan dunia pendidikan di Negeri tercinta ini.
Selamat Hari Pahlawan Nasional Ke 73 tanggal 10 Nopember 2018 semoga Guru Indonesia tetap jaya, mulia, dan mendapat anugerah dari “ALLOH SUBAHANHU WATA’ALA” sebagai tugas mulia yang bernilai Ibadah walau pun tanpa tanda jasa. Aamiin.

Semoga bermanfaat...!

Followers