PELATIHAN PENGELOLAAN BLOG

Pelatihan Pengelolaan Blog

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan sejawat yang pada hari kemarin telah bisa hadir dalam kajian rutin KALIMAH bulanan di rumah makan Saung Singaparna, mudah-mudahan ini menjadi jalan untuk kita beristiqomah dalam kebaikan, dan mudah-mudahan kedepannya rekan-rekan yang lain bisa mengikuti.

Beberapa agenda kegiatan sudah kita rancang dan tetapkan dalam setiap pertemuan kajian kita, beberapa kegiatan real yang waktu dekan akan dilaksanakan juga sudah ditetapkan sambil terus berjalan dalam rangka penguatan organisasi.

Dengan moto "Dari Kita Oleh Kita dan Untuk Kita" mari kita berusaha untuk meningkatkan kompetensi kita melalui komunitas ini dengan saling mengisi dan saling menguatkan dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing sambil terus berupaya menimba ilmu dari yang lebih berkompeten.

Komunitas kita memang bukan komunitas yang besar saat ini, namun kita bisa mengupayakan bahwa komunitas kita akan berkembang dan menjadi besar sehingga bisa bermanfaat bagi diri kita masing masing dan orang banyak dengan niatan ibadah mencari ridho Alloh swt.

Adapun agenda terdekat yang akan kita laksanakan adalah PELATIHAN PENGELOLAAN BLOG yang insya Alloh akan dilaksanakan pada:

Hari, Tgl : Sabtu, 08 Desember 2018
Tempat : MTs Al-Falah Tanjung Jaya
waktu : 13.00 s.d. selesai
Tutor : Ujang Kusnadi, S.Pd.I. (blogger aktif, sekaligus pengurus KALIMAH)
Peralatan : Laptop, Smart Phone, Kuota

Kegiatan ini adalah salah satu ikhtiar dalam upaya meningkatkan potensi diri dalam rangka menyongsong era revolusi industri 4.0 yang menuntut manusia melek terhadap teknologi termasuk guru. Perkembangan zaman ini tidak bisa kita bantah karena pengetahuan ini sangat dibutuhkan oleh manusia yang hidup di era revolusi industri 4.0 saat ini.

Kegiatan ini terbuka untuk umum, saya berharap rekan-rekan sejawat semuanya bisa mengikuti kegiatan ini dan juga bisa mengajak rekan-rekan yang lain untuk bergabung dan mengikuti kegiatan ini.

Terima kasih atas kebersamaan kita ini, mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan untuk terus menjadi manusia pembelajar yang akan selalu mengupayakan diri kita berkualitas.

#Dari Kita, Oleh Kita dan Untuk Kita
#SALAM LITERASI


Hikmah di Balik Hidup Masyarakat Kampung Naga

Hikmah di Balik Hidup Masyarakat Kampung Naga
Oleh: Dewi Aryanti, M.Pd.*

*Guru di MTsN 10 Tasikmalaya
Kampung ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita terutama bagi masyarakat di wilayah Jawa Barat karena kekhasannya yang memegang teguh prinsip kelestarian budaya leluhur. Makanya kampung ini dijadikan sebagai tempat wisata budaya yang dinamakan Kampung Budaya Adat Kampung Naga. 

Namun bila kita menyempatkan waktu untuk mengamati dan menyimak kehidupan mereka ternyata banyak hikmah dari konsep hidup yang bisa kita petik dari falsafah hidup masyarakat Kampung Naga. Beberapa hikmah konsep hidup yang dapat diambil di antaranya :

1. Hidup bersama alam bukan hidup di alam

Konteks tersebut sekilas sama namun hakikatnya berbeda. Bila hidup di alam berarti hidup mereka seperti Tarzan yang notabene manusia hutan. Tapi jika hidup bersama alam berarti hidup beriringan dan sejalan dengan tumbuhnya alam. Tidak melakukan tindakan – tindakan yang merusak alam seperti membakar, memotong, menjarah dan sebagainya yang jelas tidak melakukan kegiatan yang membuat nilai guna/fungsi/manfaat hutan dan lingkungan sekitar berkurang. Mereka hidup berdampingan dan tumbuh dengan alam saling menjaga, saling menyayangi dan saling melestarikan sehingga tercipta keseimbangan alam. Makanya pantas walaupun mereka hidup di lembah yang dikelilingi sungai, tidak pernah tercatat dalam sejarah masyarakat Kampung Naga mengalami bencana banjir. Konsepnya jika kita menyayangi alam maka alampun akan menyayangi kita dan tentunya alam akan banyak memberikan manfaat bukan madharat.

2. Konsep sami’na wa atho’na (Dengar dan turuti)

Diberitahu (mendengar) dari para orangtua dan sesepuh tentang larangan-larangan yang salah satunya tidak boleh mengambil apapun di dalam hutan larangan maka mereka dengan taat akan mematuhinya karena mereka yakin setiap apa yang dikatakan oleh leluhur pasti mengandung hikmah atau kebaikan bagi kehidupan mereka sendiri (tidak akan mencelakakan). Konsep hidup ini di zaman sekarang rasanya sangat jarang  kita lakukan, karena kita hidup di zaman yang kita rasa modern yang kebiasanya berdebat/diskusi dalam menerima, melakukan dan menentukan sesuatu, dunianya canggih dan penuh transparansi sehingga jika ada kata pamali terkadang mencibir dan menganggap kolot. Padahal satu yang harus difahami, boleh jadi pengetahuan mungkin bisa dikejar melalui buku dan teknologi tapi harus di ingat yang namanya pengalaman berkaitan dengan masalah waktu/usia. Siapapun orangnya tidak ada yang bisa menembus waktu.

3. Prinsip konvensional tapi pengetahuan modern

Dikampung Naga tidak diperbolehkan ada listrik dan jamban di buat terpisah serta jumlah dan bentuk rumah sudah di tentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerukunan hidup dan rasa saling menghormati serta menyayangi antar warga masyarakat Kampung Naga. Dikhawatirkan bila listrik masuk warga akan berlomba – lomba untuk melengkapi rumahnya dengan alat elektronik atau teknologi canggih hingga nantinya menimbulkan rasa kecemburuan dan iri hati warga lain yang kurang mampu untuk membeli barang - barang tersebut. Di samping itu, untuk menghindari terjadinya kebakaran akibat korsleting lisrik karena kondisi struktur rumah/bangunan yang menggunakan bahan mudah terbakar. Walaupun kondisi demikian, informasi apapun baik mengenai masalah sosial, ekonomi bahkan politik nasional dan internasional mereka ketahui. Dari mana informasi diperoleh? Ternyata hampir semua masyarakat Kampung Naga penggemar dan pendengar radio yang aktif.  

4. Tidak apatis tapi humanis

Bentuk rumah mereka diharuskan di buat sama bertujuan untuk menghindari sikap menyombongkan diri dan mencegah orang lain/tetangga dihinggapi rasa iri karena perbedaan kepunyaan/harta. Bahkan jendela rumah mereka sengaja dibuat berhadap-hadapan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan tetangga (sakit atau sehat/ada atau tidak/kelaparan atau makan) dsb. Jika dilihat dalam kehidupan masyarakat sekarang, mayoritas justru yang ada saling berlomba-lomba memegahkan dan meninggikan rumah/bangunan tanpa pernah memikirkan atau memperdulikan bagaimana kondisi/perasaan tetangga di sekitar kita.

5. Tidak individualis tapi gotong royong


Jika ada salah satu tetangga mengalami musibah maka semua warga masyarakat akan bergotong royong membantu. Misalkan ada rumah salah satu warga harus diperbaiki karena rusak maka pengurus warga akan memusyawarahkan untuk waktu perbaikannya ataupun kalau ada hajatan kampung pasti semua ikut berperan serta dalam persiapan dan pelaksanaanya. 

MENELUSURI HIKMAH MAULID NABI SAW.

MENELUSURI HIKMAH MAULID NABI SAW.
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Mapel. SKI

Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi  Muhammad saw lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat Nabi SAW. Amalan di Bulan Rabiul Awwal adalah memperbanyak shalawat untuk Rasulullah SAW. Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagiaan orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Bergembira dengan bersyukur atas hikmah kelahiran nabi SAW  pada 12 Rabi’ul Awwal. Rabiul Awal adalah bulan bertabur pujian dan rasa syukur. Di bulan ini, terlahir makhluk terindah yang pernah diciptakan Allah SWT. Namanya Muhammad SAW. Kita patut memujinya, karena tidak ada ciptaan yang lebih sempurna dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Berkat beliau, seluruh semesta menjadi terang benderang. Kabut jahiliah tersingkap berganti cahaya yang memancarkan kedamaian dan ilmu pengetahuan. Karena itu kita wajib mensyukuri. Tidak ada nikmat yang lebih berhak untuk disyukuri dari nikmat wujudnya sang kekasih, Muhammad SAW. Allah SWT telah memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat yang Allah berikan kepada kita. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah rahmat yang paling mulia dan yang paling besar bagi kita. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman ” Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semua yang ada dialam semesta” (QS. Al-Anbiya 107). Peringatan Maulid Nabi mengandung beberapa Hikmah, yaitu peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .” (QS Al-Ahzab: 56). Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau. Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah bersabda, “Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).” Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)” Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda “Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi” (HR. Malik). Nabi Muhammad Saw bersabda “Barang siapa yang senang, gembira, dan cinta kepada aku, maka akan berkumpul bersama dengan aku masuk surga”. 

MEMAHAMI PENTINGNYA BERORGANISASI BAGI PENDIDIK

MEMAHAMI PENTINGNYA BERORGANISASI BAGI PENDIDIK 
Oleh: HENDAR, S.Pd., M.Si*


*GURU MTs. NEGERI 3 TASIKMALAYA

Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.  Tidaklah mungkin seorang manusia dapat hidup sendiri melainkan senantiasa membutuhkan bantuan orang lain, baik dalam berorganisasi maupun dalam hal pekerjaan. Dengan berorganisasi kita akan mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga untuk menjadi bekal yang dapat diterapkan kepada peserta didik kita.

Sebuah organisasi tidak akan meraih tujuan yang diharapkan bila tidak adanya interaksi antarindividu di dalam organisasi. Namun, perlu adanya pengaturan pola interaksi antarindividu yang terjadi di dalam organisasi untuk menjadikan tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.

Di suatu organisasi, biasanya terdapat pemimpin yang bertanggung jawab atas pekerjaan bawahannya. Biasanya disebut Ketua. Seorang pemimpin mempunyai tugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap orang yang bekerja pasti mengidam-idamkan kesuksesan. Di dunia kerja, kita harus mengerti peranan kita dalam organisasi. Harus mengerti tugas, hak, dan tanggung jawab yang ada pada posisi yang kita tempati. Masing-masing jabatan dalam organisasi memiliki tugas, hak, dan tanggung jawab yang berbeda. Setelah kita mengerti tentang tugas, hak, dan tanggung  jawab kita, kita akan lebih mudah meraih kesuksesan yang tentunya erat sekali hubungannya dengan tugas kita sebagai seorang pendidik.

Selain melaksanakan tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, seorang pendidik harus mampu dan berjuang terus menuju pendidik yang baik sebagai harapan siswa dan orang tua siswa atau masyarakat, dengan cara mengikuti pada berbagai organisasi yang sangat relevan kemanfaatan sebagai seorang pendidik dengan kata lain pendidik harus senantiasa aktif berorganisasi baik organisasi profesi maupun organisasi sosial kemasyarakatan yang bermanfaat untuk kemaslahatan peserta didik dan masyarakat.

 Hal ini menunjukkan kepada kita selaku pendidik betapa pentingnya peranan organisasi baik organisasi profesi atau organisasi sosial kemasyarakatan yang sangat bermanfaat sebagai wadah dan sarana pengabdian yang dapat menuju kepada pendidik  yang mahir dalam segala hal yang positif.

Oleh karenanya, pendidik harus bertindak sesuai dengan tujuan sistem. Ada hubungan timbal balik antara pendidik dengan organisasi, baik dalam melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan hak. Pendidik memiliki kebebasan untuk berorganisasi. Kebebasan dalam organisasi pendidik dapat dilaksanakan dengan tetap mengutamakan kewajiban yang paling utama mengajar dan mendidik yang menjadi tanggung jawabnya.

Pendidik memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensinya, serta memperoleh untuk pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan pengembangan di bidang profesinya. Untuk tercapai ke arah tersebut maka pendidik bisa mengembangkan dari hasil keaktifan berorganisasi yang aplikasinya diterapkan pada waktu dan saat pembelajaran sesuai dengan keilmuannya, sehingga mampu menjadi pendidik yang memahami  pentingnya berorganiasi sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh peserta didik dan masyarakat.

VISI MISI DAN TUJUAN KALIMAH

VISI, MISI KALIMAH

VISI
Menjadi guru yang ideal, berprestasi, profesional, dan unggul dalam berkarya.
MISI
1.    Meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan inpirasi kepada peserta didik dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).
2.    Meningkatkan kemampuan dalam berintegrasi dengan Teknologi Informasi untuk mengembangkan potensi diri.
3.    Meningkatkan kemampuan kreatif dan inovative untuk meraih prestasi terbaik.
TUJUAN
1.    Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan inpirasi kepada peserta didik dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).
2.    Untuk meningkatkan kemampuan dalam berintegrasi dengan Teknologi Informasi untuk mengembangkan potensi diri.
3.    Untuk meningkatkan kemampuan kreatif dan inovative untuk meraih prestasi terbaik.


GURU, SANG MOTIVATOR SEJATI DAN HEBAT

GURU, SANG MOTIVATOR SEJATI DAN HEBAT
Oleh: Eva Yuliana, S.Pd.*

*Guru di MTsN 13 Tasikmalaya

Guru merupakan sebutan yang tidak asing dalam benak setiap orang.
Masyarakat mengenal sosok guru sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga sangat dihormati dalam masyarakat. Namun, seiring perkembangan zaman kadang mengalami pergeseran mengenai pandangan terhadap guru tersebut.

Terlepas dari itu semua, guru memiliki peranan penting bagi suksesnya suatu pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator bahkan agen of change bagi murid-muridnya. Sebagai fasilitator, guru berusaha menyediakan fasilitas yang mendukung terjadinya proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat terjadi dengan suasana yang menyenangkan.

Sebagai motivator, guru harus mampu membius peserta didiknya sehingga segala ucapan atau tindakan yang dilakukan guru dijadikan teladan. Guru harus mampu membawa peserta didiknya menjadi anak yang bercita-cita luhur dan meraih kesuksesan di dalam hidupnya. Guru harus mampu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terus berprestasi di dalam ataupun nanti di masyarakat.

Dengan motivasi yang diberikan guru tersebut, telah banyak lahir generasi-generasi yang sukses di setiap zamannya. Maka selayaknya kita harus berterima kasih terhadap guru.

Suatu bangsa akan memiliki peradaban yang tinggi bila menjunjung tinggi martabat guru. Sebagai contoh, setelah perang dunia 2 Negara Jepang mengalami kehancuran. Hal pertama yang dilakukan oleh negara tersebut supaya bangkit adalah mencari guru-guru terbaik di bangsa tersebut agar mampu mendidik generasi negaranya menjadi generasi yang mampu tangguh sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain bahkan mampu menjadi acuan bagi negara-negara lain. Itu bukti bahwa guru memiliki peran yang hebat sebagai motivator bahkan agen of change bagi peserta didiknya lebih luasnya bagi bangsa.

Guru bukan hanya mengajar tapi harus mampu mendidik murid-muridnya memiliki karakter yang positif dalam masyarakat. Kemampuan itu tidak berdiri sendiri tapi saling mengisi satu sama lain. Dengan peran ganda tersebut, guru harus  mampu menjadi suri tauladan baik bagi peserta  didik. Guru adalah ujung tombak bagi keberhasilan pendidikan karakter peserta didiknya.

Dalam rangka memperingati hari guru, mari kita jadikan momentum yang tepat bagi kita untuk mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas jasa guru. Tanpamu guru kami tidak mungkin bisa seperti ini.

Terima kasih guruku.

PENTINGNYA KEARIFAN LOCAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH


PENTINGNYA KEARIFAN LOCAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH
Oleh: Eva Yuliana, S.Pd.*


*Guru di MTsN 13 Tasikmalaya

Kearifan lokal merupakan potensi lokal yang dimiliki suatu wilayah dalam berbagai segi kehidupan baik itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Kearifan lokal menjadi ciri khas yang dikembangkan oleh masyarakat setempat sehingga menjadi pembeda dengan masyarakat lainnya.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kearifan lokal yang tinggi. Hal itu terjadi karena secara geografis wilayah di Indonesia memiliki topografi yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Misalnya, ada wilayah dengan ekonomi kelautan, pertanian atau yang lainnya. Begitu pun dari segi budayanya, begitu banyak suku bangsa di Indonesia sehingga melahirkan masyarakat yang multikultural dengan karakteristik budaya yang sangat heterogen. Bertolak dari kondisi Indonesia seperti itu, maka muncul pemikiran alangkah baiknya apabila kearifan lokal yang ada di setiap wilayah Indonesia tersebut dikembangkan dalam kurikulum madrasah.

Seperti yang diketahui kurikulum merupakan pedoman yang dijadikan acuan oleh suatu madrasah dalam melaksanakan program-program pembelajarannya. Kurikulum menjadi faktor penting dalam terlaksananya seluruh program madrasah.

Dengan adanya kearifan lokal, kurikulum akan terasa lebih bermakna karena masyarakat setempat akan lebih cepat memahami pola-pola pendidikan yang dikembangkan oleh madrasah bila dihubungkan dengan karakteristik wilayahnya. Bahkan besar kemungkinan masyarakat akan memberikan dukungan positif terhadap program kurikulum dengan kearifan lokalnya itu baik secara moril ataupun material. Sehingga pepatah “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”  dapat tergambar pada kondisi ini.

Maksudnya kurikulum madrasah berkembang dengan baik, kearifan lokal tetap terjaga dengan baik dan hubungan madrasah dengan masyarakat semakin terbina dengan baik pula. Dengan demikian, pantas kiranya bila kearifan lokal itu penting untuk dikembangkan dalam kurikulum madrasah.

Selain menggali potensi lokal yang ada di daerah juga menjadi media untuk menyebarluaskan potensi tersebut sehingga lebih membumi bukan hanya di daerahnya tetapi juga di tingkat yang lebih luas bahkan nasional atau internasional.

AKREDITASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU MADRASAH


AKREDITASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU MADRASAH
Oleh: Eva Yuliana*

*Guru MTsN 13 Tasikmalaya

Bila kita mendengar kata “akreditasi” yang terbayang dalam benak tiap guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap madrasah yang mencakup delapan standar pendidikan. 

Selain itu, tergambar juga begitu sibuknya madrasah melakukan persiapan dan pembenahan untuk mendapatkan predikat tertentu dari akreditasi itu. Tidak menutup kemungkinan banyak dari pendidik atau tenaga kependidikan yang harus kerja lembur untuk menghadapi akreditasi itu. 

Jauh dari semua itu, pemerintah tidak semata-mata mengadakan program tersebut bila tidak ada tujuan yang jelas. 

Tentunya, pemerintah melakukan hal itu untuk meningkatkan taraf pendidikan secara nasional sehingga bisa bersaing dalam kancah internasional. Akreditasi bila kita maknai lagi, bisa sebagai suatu pembelajaran bagi seluruh komponen madrasah untuk lebih giat dalam mengembangkan madrasahnya karena dengan adanya akreditasi banyak manfaat yang bisa diambil seperti pembelajaran pengarsipan bagi guru dan sharing ilmu dengan tim asesor yang pengalamannya lebih luas dibandingkan kita. 

Mengapa dikatakan belajar pengarsipan bagi guru? Seperti diketahui bahwa segala hal yang diverifikasi dalam akreditasi terdapat empat standar yang berhubungan langsung dengan kegiatan guru dalam pembelajaran. Segala dokumen yang dibutuhkan sebenarnya sudah sering dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tapi kadang kurangnya pengarsipan yang baik dari guru. Dengan adanya akreditasi ini, guru harus terbiasa mengarsipkan segala hal yang dilakukannya dalam pembelajaran tersebut baik secara soft copy ataupun hard copy. 

Sharing ilmu pun terjadi dalam akreditasi. Tim asesor yang datang ke madrasah tentunya memiliki pengalaman dan ilmu yang lebih luas sehingga mereka memberikan berbagai bimbingan dan arahan untuk kemajuan madrasah yang diverifikasinya.  Itu menjadi masukan yang perlu ditindaklanjuti oleh madrasah agar dapat mengembangkan program-programnya lebih baik lagi. 

Dengan demikian akreditasi bukan suatu hal yang tanpa makna tapi merupakan kegiatan yang syarat dengan makna penting yang bermanfaat bagi peningkatan mutu madrasah.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
Oleh : Oo Hanafiah, M.Ag

Pengajar di MTs Puteran
Guru Bidang Studi SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)


Salah satu masalah dasar adalah keterkaitan antara bidang pendidikan dan bidang-bidang lain dalam kehidupan bangsa kita saat ini. Bagaimanakah memadukan keterbukaan sikap yang ingin ditumbuhkan pada diri peserta didik, dan kecenderungan menutup diri terhadap kritik yang menguasai kehidupan bangsa kita di segala bidang? Bagaimanakah menumbuhkan sikap tenggang rasa pada peserta didik, sementara bidang-bidang kehidupan yang lainnya sulit menenggang perbedaan pandangan? Untuk itu amat mendasar jika agama dapat dijadikan landasan pendidikan nasional di tengah-tengah perubahan-perubahan yang amat pesat ini. Kita telah menyentuh suatu masalah yang sukar dan besar. Pendidikan islam itu memperhatikan berbagai ajaran yaitu mengajar murid dengan pengajaran-pengajaran agama Islam dari berbagai aspeknya. Selama agama itu adalah kehidupan yang meliputi setiap pengajaran yang dijadikan Tuhan Penciptanya untuk menjadi adat dan akhlak bagi suatu golongan manusia yang meliputi kehidupan mereka seluruhnya. Maka pendidikan Islam memperhatikan semua itu dengan arti dia adalah kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu dia bukanlah memperhatikan akhlak saja atau aqidah saja atau ibadat saja melainkan dia memperhatikan lebih besar dari ini semua; karena jika ia memperhatikan ini saja niscaya keadaannya lebih buruk dan tentulah Agama Islam tidak mencapai kemajuan yang istimewa dan kemajuan yang lainnya.
Pendidikan Islam itu merupakan pedoman yang lengkap bagi kehidupan dan bagi sistem pengajaran dengan segala kesempurnaannya. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahwa pendidikan Islam mencakup semua segi kehidupan manusia. 2. Bahwa pendidikan Islam mencapai kehidupan dunia dan kehidupan akherat bersama-sama dan dia tidak mementingkan salah satu dari keduanya. 3. Pendidikan Islam memperhatikan pada semua kegiatan kehidupan dan menumbuhkan hubungan dengan orang lain untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepribadian. 4. Pendidikan Islam itu terus menerus berlanjut mulai sperma membuahi ovum kemudian menjadi janin-janin di dalam perut ibunya, hingga terhenti hidupnya di bumi ini. Bahkan mulai memilih calon istri/suami. Karena itu ia meliputi berbagai rupa pendidikan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kehidupan itu seluruhnya mendidik manusia dan bukanlah di sekolah saja manusia itu menerima pendidikan. 4. Bahwa pada pendidikan Islam ketika diterapkan secara sempurna utuh dan seimbang akan menghasilkan manusia yang hidup dengan arti kata manusia yang bekerja untuk dunia dan untuk akhirat. Semua itu terbit dari perhatian Al-Qur’an dan pendidikan Islam terhadap fitrah manusia. Pendidikan Islam mendasari diri dalam penentuan tujuannya atas nilai-nilai pokok dan nilai-nilai cabang yang saling berkaitan.Nilai-nilai tersebut digolongkan pada 2(dua) nilai, yakni : (1) Nilai-nilai rohani dan (2) Nilai-nilai ubudiyah. Adapun nilai-nilai rohani, ia berhubungan dengan Allah karena ia mempunyai sifat Maha Tinggi sebagaimana tersebut dalam ayat 27 surat ar-rum yang artinya : “Dan bagi-Nya sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi dan ia Maha Perkasa lagi Bijaksana”. Dan nilai yang pertama dalam hal ini ialah “iman” karena dengan iman itu menjadikan seorang muslim, yakni yang mutlak dengan ke-Esaan Tuhan. Dan dari sumber imanlah seseorang muslim menjadikan semua amalnya bagi Allah semata dan membersihkan hatinya dari godaan dunia dan ia menghadapkan dirinya kepada penciptanya dengan fikiran dan perhatian dan selalu merasa diawasi oleh Tuhan dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Dari nilai yang asli ini terbitlah nilai-nilai yang lainnya dalam kehidupan seorang muslim itu. Adapun nilai-nilai ubudiyah dia adalah keadaan manusia yang nomor dua yang mengurus urusan kehidupan diri dan keluarganya dan memelihara kemaslahatan orang lainnya, maka ia melakukan sebab-sebab dan ia melakukan pula apa yang dituntut oleh sifat kemanusiaannya. Pada bagian ini kita peroleh manusia itu menetapkan nilai-nilai yang mutlak pada satu puncak ialah Allah.
Semoga tulisan ini bermanfaat.


BUAH PERSAHABATAN

Buah Persahabatan
Karya: Agus Nana Nuryana*

Persimpangan itu menjadi saksi
Kuatnya simpul yang melilit hati
Meneguhkan nilai yang sejati
Kala cinta tlah terpatri.

Ini bukan masalah waktu kapan kau datang
Bukan pula sekedar apa yang kau bawa
Tak peduli waktu yang sudah menutup diri
Mengganti fajar dengan matahari
Namun aku tak peduli...

Karena kita bersahabat

Semangat yang begitu menggelora
Tak tertahan membongkar asa
Meski harus berkorban rasa
Demi merajut indahnya cinta

Jauhnya jarak bukan kendala
Dinginnya malam tak lagi terasa
Bayangan indah kian kentara
Tuk menambatkan rindu di dada

Sungguh indah tatkala kita bersua
Curahan rasa begitu bermakna
Melepas segala gundah gulana
Meski waktu yang tak seberapa

Tak mudah menghilangkan jejak
Meski dulu kita bukan siapa-siapa
Aku di sini kau di sana
Namun kini kita bersama

Sungguh indah cipta sang kuasa
Menyatukan raga menjadi seirama
Walau kita tak seibu sebapa
Indahnya rasa mengikat kita

*Guru Matematika
MTs Cijangkar

Muhammad

Muhammad 
Karya: Dewi Aryanti, M.Pd*

12 Robi’ul awal di tahun gajah
Menjadi saksi sejarah
lahirnya manusia tergagah
Dengan akhlak mulia terindah
Pendombrak zaman yang parah

Rasulku yang rupawan
Dengan berjuta kehebatan
Berbudi pada lawan apalagi kawan
Sandaran  semua insan
Di hari kemudian

Berdegup rindu di dada
Senandungkan sholawat cinta
Padamu duhai kekasih
Yang tak pernah pilih kasih
(Allohumma sholli a’la Muhammad ya Rabbii sholi a’laihi wa sallim)

*Guru di MTsN 10 Tasikmalaya

GURUKU TELADANKU

GURUKU TELADANKU
Oleh : Hendar, S.Pd., M.Si*


Setiap hari Engkau membimbing
Setiap hari Engkau melangkah dengan pasti
Setiap hari Engkau menerangi
Demi mengabdi dan berbakti
Mengharap ridlo Ilahi Robbi
Duniawi dan ukhrowi

Guruku yang mulia
Kau pahlawanku tak mengharap balasan
Di saat aku tak patuh padamu
Kau tak pernah marah dan menyerah
Dalam mendidik, mengarahkan, dan memberikan pengetahuan
Kau selalu menyinari jalan hidupku dengan penuh asa
Sosokmu teladan bagiku

Dikala muridmu gagal menempuh cita-cita
Kau senantiasa memberi motivasi dan inspirasi
Dikala muridmu sukses meraih cita-cita
Kau merasa bangga dan bahagia
Walau mereka tak menyapa
Kau tetap sapa mereka
Dengan hati yang tulus nan ikhlas

Kau suluh ilmu dalam kehidupan
Menata setiap saat
Berkarya bukan untuk dipuja
Mulia karena berbuat
Harapan dinanti bermanfaat

Guruku yang mulia
Maafkan aku yang tak bisa membalas
Atas kebaikan dan jasa-jasa yang telah kau tumpahkan
Hanya doa yang bisa kupanjatkan
Semoga meraih Balasan yang berlipat ganda
Dari yang Maha Kuasa

“SELAMAT HARI GURU NASIONAL 25 NOVEMBER 2018”

GURU BUKAN ORANG YANG HEBAT TETAPI BANYAK ORANG YANG HEBAT BERKAT JASA GURU

*Guru Bahasa Indonesia
MTsN 3 Tasikmalaya

Optimalisasi Peran Guru

Optimalisasi Peran Guru

Dewi Aryanti, M.Pd
(Guru MTsN 10 Tasikmalaya)
Mengajar bukanlah profesi, tetapi mengajar adalah hobi
Aku mendapatkan sebuah kesimpulan yang menakutkan
Bahwa aku adalah unsur penentu di dalam kelas
Pendekatan pribadikukulah yang menciptakan iklimnya dan
Suasana hatikulah yang membuat cuacanya
Sebagai seorang guru, aku memiliki kekuatan yang sangat besar untuk membuat hidup seseorang menjadi menderita atau gembira
Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham
Bisa bercanda atau mempermalukan, melukai atau menyembuhkan
Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan
Apakah sebuah masalah akan memuncak atau mereda
Dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia atau direndahkan
(Haim Ginott dalam Guru juga Manusia, 2012:13)

Kutipan kata – kata mutiara diatas seakan menyadarkan kita dengan amanah yang diemban, terkadang orang mengejar karier dengan menghalalkan segala cara demi selembar sertifikat guru definitif, padahal profesi seorang pengajar tak dapat dilakukan dengan sebelah mata ataupun sebelah tangan. Kegiatan mengajar merupakan sebuah kegiatan mensinergikan intelektual, mental dan emosional yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi tindakan yang mudah dimengerti dan menyenangkan bagi siswa – siswanya. Jika mengajar sebuah hobi maka dipastikan rasa lelah, capai dan segala masalah yang ada didalamnya tidak akan terasa yang ada rasa senang karena apa yang dilakukan dapat membuat hobinya tersalurkan. Seperti halnya seorang penyanyi yang sedang konser walaupun durasi sampai dua jam berjingkrak – jingkrak dan teriak – teriak bernyanyi menghabiskan tenaga dan suara serta mental emosionalnya tapi senantiasa tersenyum menyenangkan karena akan membuat penggemarnya terhibur. Atau seorang pemain sepakbola yang berlari hilir mudik mengejar - ngejar bola selama hampir 90 menit tetap prima tak loyo selagi belum mencetak gol atau mencegah kebobolan tak henti berlari tanpa menghiraukan peluh, lelah dan cape. Itulah hobi, bila seorang guru menjadikan pekerjaannya sebagai sebuah hobi maka peran – peran yang esensial yang melekat di sandangnya dapat dioptimalkan. Peran tersebut dapat dijalankan bila guru memiliki kompetensi untuk melaksanakannya.

Di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional melalui pendidikan profesi.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :

1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.

2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi professional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al Ghazali, beliau menyebutkan tentang sebutan tingkatan guru. Ada 5 sebutan tingkatan guru :

1. Mudarris, yang berarti tingkatan guru yang hanya sekedar mengajar, dia hanya melakukan transfer ilmu tanpa ada  upaya  peserta didik faham atau tidak, guru ini  hanya menyampaikan.

2. Mu’allim yang berarti guru bertindak mengajari peserta didik dari yang ilmu-ilmu yang asalnya mereka belum tahu menjadi tahu.

3. Muadzdzib, guru dalam tingkatan ini tidak hanya mentransfer ilmu-ilmu/pengetahuan yang bersifat kognitif saja tapi juga sampai kepada perubahan kepada peserta didik yang asalnya tidak memiliki etika menjadi beretika, asalnya tidak memiliki sopan santun menjadi santun.

3. Murobbi, yang berarti guru  bertindak sebagai pendidik tidak hanya membuat peserta didik mempunyai etika tapi juga menjadi  pengayom, pembimbing yang menaungi  siswa-siswinya.

3. Mursyid, tingkatan ini merupakan tingkatan guru tertinggi dimana guru bisa menjadi petunjuk bagi siswa-siswinya, dan tingkatan guru seperti ini sangat dibutuhkan oleh semua manusia.

Kelima sebutan tersebut bila disandangkan pada guru tentu hanya menginginkan sebutan mursyid yang keberadaannya diharapkan dan di tunggu – tunggu siswanya karena kangen dengan sosok dan nasehat ilmu pengetahuannya. Masalah yang terjadi di lapangan justru anak – anak bersorak - sorai bilai guru tidak ada bahkan seolah menanti – nantikan kapan pembelajaran berakhir hingga seolah terbebas dari ketidaknyamanan dan belenggu. Tahapan mursyid tentu bukan hanya sekedar angan dan ucapan belaka tapi harus terlaksana mengingat  kondisi darurat pendidikan di Indonesia. Menjadi seorang mursyid harus ada upaya disamping kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki yang sudah dipaparkan namun yang tak boleh dilupakan ialah ruh dari pendidikan itu sendiri yakni rasa ikhlas tanpa pamrih dalam mengajar dan menyadari bahwa menjadi seorang guru pada hakikatnya ialah amanah yang telah Alloh berikan yang tentu akan dimintai pertanggungjawaban langsung di hadapanNYA.

Saya menjadi teringat ungkapkan Prof. Dadang Suhardan, M.Pd seorang dosen dan tokoh pendidikan dalam kuliahnya (15/3/2015) yang mengatakan bahawa guru merupakan singkatan. Singkatan dari kata :
G =  Gambaran sosok pribadi beriman dan bertaqwa yang gemar membaca dan menulis untuk mengembangkan kemampuannya
U =  Ucapannya mengubah perilaku peserta didik
R =  Ramah, santun arif, bijaksana dalam memberi pelayanan belajar
U =  Unsur utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

jika semua peran itu sudah dapat dilaksanakan maka mutu atau kualitas akan terbentuk dan tercapai dengan sendirinya karena peran guru dilaksanakan secara optimal, maka secara otomatis mutu pembelajaran akan dicapai secara maksimal yang ditandai oleh prestasi belajar siswa meningkat dan lulusan yang mampu bersaing di sekolah unggulan maupun di tempat kerja. Semoga kita dapat menjalankan peran agent of change yang dapat membentuk generasi yang sholeh secara spiritual dan social serta cerdas secara intelektual

Aku Bahagia

Aku Bahagia
Karya: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.

Aku bahagia
Ketika kau tumbuh dewasa
Tak terasa waktu mengganti masa
Hingga saat ini tlah tiba

Aku bahagia
Hari ini ku menyaksikan pertanda
Bukti perjuangan yang tak sia-sia
Walau kini engkau jauh di mata.

Aku bahagia
Melihat engkau kini berjaya
Meski melalui dunia tak nyata
Namun terasa indah di alam nyata

Aku bahagia
Tak sedikitpun aku mengharap asa
Atas apa yang kini kau rasa
Walau aku tlah memberi jasa

Aku bahagia
Karena harapanku kini menjadi nyata
Keluh kesah yang dulu selalu membara
Kini hilang berganti bangga

Aku bahagia
Tuhan kini tlah memberiku rasa
Rasa yang membuatku terpana
Menyaksikan anugrah yang tercipta.











ANN
15102018
17.00

UPAYA MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PESERTA DIDIK

UPAYA MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PESERTA DIDIK

OLEH : HENDAR, S.Pd., M.Si
GURU MTs. NEGERI  3 TASIKMALAYA

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-alaq 1-5). Sebagai wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW intinya perintah untuk membaca.
Perintah membaca disini tentu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran-lembaran buku, melainkan membaca buku dunia : seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT, membaca diri kita, alam semesta dan lain-lain. Secara nyata memerintahkan kita untuk belajar dari mencari ilmu pengetahuan dan menjauhkan diri kita dari kebodohan. Membaca yang mampu membawa kepada perubahan positif bagi kehidupan manusia.

Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah tak akan lepas dari kegiatan membaca. Salah satu kegiatan untuk menunjang siswa dalam KBM di sekolah adalah adanya buku paket, buku bacaan lainnya sebagai referensi yang harus dibaca. Dalam upaya meningkatkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang bukanlah hal yang mudah dilaksanakan.

Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan belajar atau pendidikannya, karena kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa dalam proses belajar yang dilaluinya.

Budaya membaca siswa di perpustakaan sekolah saat ini umumnya masih rendah.  Hal ini bukan semata-mata kesalahan dari siswa itu sendiri tetapi tidak menutup kemungkinan justru disebabkan oleh kurangnya perhatian dan peran pengelola perpustakaan dan guru dalam menumbuhkan iklim yang kondusif yang dapat merangsang anak didik untuk gemar membaca di perpustakaan sekolah.

Demikian juga di lingkungan sekolah masih ada diantara guru kurang memerhatikan terhadap minat baca siswanya atau anak didiknya. Upaya yang harus kita dilakukan dalam meningkatkan dan menumbuhkan kemampuan minat membaca bagi peserta didik di sekolah, diantaranya : pertama, koleksi Bahan Pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga berupa buku (nonbook) seperti majalah, surat kabar (Koran), brosur, peta, globe, gambar, komik, novel, cerpen dan banyak lagi jenis buku perpustakaan. Hal ini penting karena dapat menjadi motivasi bagi siswa atau anak untuk berkunjung ke perpustakaan. Dengan bahan pustaka yang bervariasi maka akan bisa menarik siswa untuk selalu mengunjungi perpustakaan sekolah dan siswa menjadi gemar membaca di perpustakaan. Karena bisa jadi siswa merasa bosan dengan membaca buku paket, maka mereka akan mencari bacaan lain.

Kedua, peran Guru atau Pendidik. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan motivasi atau semangat pada siswa atau anak didik untuk membaca. Guru diharapkan bisa merancang sebuah proses kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk datang ke perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan pengalaman membaca bagi siswa. Tentunya guru dalam merancang proses pembelajaran harus melihat Kompetensi Dasar yang sesuai. Karena tidak semua materi pelajaran bisa dilakukan pembelajaran di perpustakaan sekolah.

Ketiga, memberikan Reward. Pengelola perpustakaan atau pihak sekolah perlu memberikan reward kepada siswa yang rajin berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah, setiap akhir semester, perpustakaan sekolah memberikan reward berupa piagam penghargaan dan uang tabungan (beasiswa) bagi siswa. Diambil dua (2) kategori yaitu pengunjung/pembaca teraktif dan peminjam teraktif untuk masing-masing tingkatan kelas, tentunya langkah ini harus dilakukan oleh pustakawan setelah diberikan rekomendasi oleh Kepala Sekolah, dan bisa untuk memotivasi siswa yang lainnya dalam rangka mengunjungi perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa.

Memaknai Hari Pahlawan

Memaknai Hari Pahlawan
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.


Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.
Staf Pengajar Matematika
Di MTs Cijangkar
Tak terbayangkan oleh kita semua 10 November beberapa tahun silam ketika para pejuang bangsa ini harus berjibaku mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamirkan.

Kemerdekaan yang didapat tidak semudah membalikan tangan. Butuh perjuangan yang tak ternilai bagi mendapatkan kedaulatan sebuah negara.

Ketika kemerdekaan sudah diproklamirkan, rupanya sang penjajah tidak rela kalau kekuasaannya direbut oleh yang empunya hak, dengan segala cara mereka berupaya untuk tetap bisa menjajah untuk memenuhi ambisi hawa nafsu hewaninya.

Namun tekad yang kuat ternyata mampu menghancurkan baja pemusnah yang berseliweran memuntahkan peluru pembunuh yang bisa hinggap di dada siapa saja yang ada disekitarnya.

Bambu runcing yang rapuh ternyata memberikan kekutan yang maha dahsyat untuk mengusir para penjajah yang penuh ambisi untuk mengambil kembali kedaulatan yang sudah ada di dalam genggaman.

Semangat yang membara ditambah pekikan 'Allohu Akbar' semakin menambah kekuatan untuk memukul mundur para pelaknat yang rakus untuk memuaskan hasrat.

Sungguh besar jasamu bagi bangsa ini wahai para pahlawan. Kau tak butuh pujian, kau tak butuh imbalan, kau tak mengejar materi atau pamrih yang menjanjikan kemewahan, yang kau ingin hanya satu yaitu kedaulatan.

Kau tak peduli walau darahmu harus mengalir, kau tak menghitung seberapa besar hartamu yang kau keluarkan, bahkan kau tak peduli anggota keluargamu menangisi karena kepergianmu ke medan laga demi berjuang untuk membebaskan negeri ini dari cekikan para pencuri kebebasan.

Tak sia-sia kau korbankan segalanya karena kini bangsamu berdaulat walau mungkin kau sendiri tak menikmatinya, namun para penerusmu hari ini bisa tersenyum bahagia karena tak mengalami masa yang pernah kau rasakan saat itu.

Terima kasih wahai para pahlawanku, karena hari ini kau telah memberikan udara segar kebebasan yang saat ini kami rasakan, semoga amal baikmu dibalas oleh Alloh swt dengan balasan yang layak. Walau mungkin kau tak merasakannya di dunia mudah-mudahan di alam sana engkau mendapat yang lebih dari apa yang engkau cita-citakan.

Do'a selalu kami panjatkan untuk kebahagiaanmu di alam sana dan mudah-mudahan kami bisa memanfaatkan kebebasan ini dengan sebaik-baiknya untuk meneruskan perjuanganmu dalam membangun bangsa yang bebas berdaulat adil dan makmur.

"Selamat Hari Pahlawan"
10 November 2018

MENGEMBALIKAN INTEGRITAS YANG TERKIKIS

MENGEMBALIKAN INTEGRITAS YANG TERKIKIS

Ai Riani Sofah, S.Pd*
(Guru IPS MTsN 2 Tasikmalaya)
Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan bahwa salah satu tujuan pendidikan yaitu membentuk  warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut  diterapkan  program pendidikan karakter  yang telah dicanangkan  sejak kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudoyono  dan diperkuat dengan revolusi mentalnya presiden Joko Widodo  sehingga keluarlah Peraturan Presiden Nomor  87 Tahun 2017 tentang  Penguatan Pendidikan Karakter. Pada Pasal 2 dinyatakan  bahwa penguatan Pendidikan Karakter bertujuan membangun dan membekali Peserta Didik sebagi generasi emas Indonesia Thaun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.

Betapa pentingnya pendidikan karakter bagi bangsa Indonesia dan menjadi perhatian pemerintah yang diwujudkan dalam kebijakkannya. Di antara jenis sikap dan sifat yang mulia hilang tercerabut dari akar budaya masyarakat Indonesia adalah  kejujuran, poin kedua setelah nilai religius dari 19 nilai  yang diusung dalam penguatan pendidikan karakter. Hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan sebagai benteng moral bangsa.

Informasi melalui media masa tentang tindak ketidak jujuran yang dilakukan oleh oknum pejabat negara terus mengalir menjadi konsumsi keseharian masyarakat kita. Bentuk bervariasi seperti tindak korupsi, menggelapan uang, pelecehan, politik uang dalam pilkada yang berakhir di meja hijau merupakan ekpresi ketidak jujuran. Di samping itu,  berita- berita hoax  dan ungkapan kebencian  ( hate speech) dengan motif-motif tertentu sudah sangat meresahkan. Ini gambaran bahwa telah hilangnya integritas yang bermuara dari  kejujuran. Pertanyaannya bagaimana sekolah/madrasah dapat mengantisifasi sikap ketidak jujuran tersebut?

Ternyata, sekolah/ madrasah, garda terdepan yang menjungjung tinggi pendidikan moral, tidak seta merta steril dari tindak ketidakjujuran.  Perbuatan negatif ini sering ditemukan pada aktivitas sehari-hari dari yang sangat sederhana sampai yang komplek , secara individu atau kolektif, secara liar atau terorganisir.

Pelakunya mungkin peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan lain-lain.
Misalnya, beberapa tahun yang lalu terdengar ada kepala sekolah yang ditahan gara-gara curang membobol soal ujian nasional sebelum diujikan; guru-guru mata pelajaran tertentu memberi kunci jawaban kepada peserta didik yang sedang ujian baik secara langsung maupun melalui phone cell; ada lagi oknum guru atau panitia mengoreksi  jawaban peserta ujian  pada lembar jawab komputer  dan menggantinya dengan jawaban yang benar berdasarkan kunci yang  dibuat sebelumnya. 

Di beberapa sekolah kerap terjadi penyalahgunaan anggaran, penggelembungan siswa untuk pendapatkan BOS lebih besar, masalah kehadiran pegawai, dan sebagainya. Hal ini merupakan praktik tindak ketidakjujuran dan jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya tidak berdosa.

Adakah tindak ketidakjujuran yang dilakukan oleh peserta didik? Kebiasaan menyontek ketika ulangan atau ujian sering ditemukan. Mereka mungkin menyontek dari buku, dari contekan yang dibawa, atau dari temannya. Banyak  juga ditemukan peserta didik yang tidak mau mengakui  kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya,  malah menuduh orang lain yang  salah. Ini pun gambaran hilangnya kejujuran  pada peserta  didik yang sudah  dianggap biasa.

Melalui tulisan ini, akan disajikan arti penting dari sebuah kejujuran, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan cara menerapkan sikap jujur dalam pembelajaran.

Jujur, dalam  bahasa arab al- shidq yang artinya benar, dapat dipercaya. Jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas.  Jadi, kejujuran adalah perkataan  atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan ketetapan yang  seharusnya sehingga dapat dipercaya. Jujur (al-shidq) merupakan salah satu karakteristik wajib  yang melekat pada diri rasul yang patut diteladani oleh umatnya. Sedangkan lawan dari jujur adalah dusta (al kidzb) artinya berkata dan  bertindak tidak sesuai ketentuan semestinya. Sifat negatif ini mesti dihindari karena akan mengakibatkan ketidak percayaan, merugikan orang lain dan tidak sedikitt menimbulkan fitnah dan inilah awal dari kehancuran bangsa.

Kita yakin dan oftimis, kejujuran itu masih dibutuhkan orang banyak pada setiap keadaan, ruang dan waktu. Selama ada kebaikan, orang-orang yang  memelihara sifat ini masih ada. Menepis prasangka sebagian orang bahwa saat ini sulit didapati orang yang jujur. Ada juga anggapan bahwa orang yang memiliki sifat terpuji ini  sulit untuk sukses dalam pekerjaanya. Pernyataan tersebut jelas keluar dari rasa keputusasaan dan fesimisme seseorang yang tidak berdasar. Sejatinya, kejujuran itu membawa ketenangan dan ketentraman baik secara peresorangan mapun secara kolektif. Sifat terpuji ini dapat menumbuhkan kepercayaan seeorang.

Dalam  tarikh Islam, dikisahkan bahwa  Khadijah, sebelum menjadi istri Rasulullah SAW,  mempercayakan penuh barang dagangannya kepada Rasul, bahkan saudagar cantik itu  sangat tertarik dengan akhlak terpuji beliau sehingga mempersuntingnya. Al-Amin, artinya orang terpercaya, sebuah label yang melekat pada diri Rasulullah. Kisah lain,  ketika  baatu hitam (hajar aswad) di sekitar ka’bah Baitullah setelah lama  hilang dan ditemukan kembali, setiap kabilah bersaing ingin meletakan kembali batu hitaam tersebut pada tempatnya semula, akhirnya keputusan ada di tangan manusia berbudi agung dan mulia.

Beberapa saat menjelang hijrah Nabi dari mekkah ke Madinah (Yatsrib) Ali Bin Abi Thalib, sahabat Rasul, disuruh mengembalikan barang-barang orang Quraisy yang dititipkan kepada Rasulullah. Ini berkat kejujuran dan amanah Rasulullah. Akhlaknya ini tidak saja dikagumi oleh para sahabatnya tetapi juga diaakui oleh musuh-musuhnya, bahkan Allah pun memuji perangainya.  Sangatlah pantas jika  Rasul diberi gelar al-Amiin (orang terpercaya).

Jujur dalam pergaulan menuai banyak manfaat, diantaranya: hidup menjadi tenang, mudah mendapat pekerjaan, memperbanyak teman, memperoleh kesuksesan, memiliki nama baik dan menjadi contoh bagi orang lain.
Secara teori ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kejujuran. Pertama faktor pribadi, yaitu proses penyadaran  dari dalam terhadap peristiwa  yang telah dan sedang dialamainya. Kedua, faktor  orang lain yang dianggap penting  dapat ikut membentuk  serta memengaruhi sikap seseorang. Ketiga  faktor media masa, seperti televisi, koran, majalah, dan internet berpengaruh sangat  besar terhadap pembentukan sikap. Keempat faktor emosional,  karena sikap seseorang terkadang  merupakan pernyataan berdasarkan kondisi  emosial. 

Bagaimana menerapkan  nilai kejujuran dalam pembelajan di sekolah? Sekolah sebagai pranata sosial dan pendidikan kedua setelah keluarga memiliki tanggungjawab membentuk  karakter peserta didik. Pembentukan karakter  di sekolah diwujudkan dalam penerapan kurikulum yang holistik mencakup nilai-nilai spiritual, sosial pengetahuan dan keterampilan. Pembentukan karakter  disekolah dapat dilakukan  secara langsung atau tidak langsung  dilakukan oleh pendidik  dan terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Semua pendidik dan tenaga kependidikan, tanpa terkecuali,  bertanggung jawab dalam  menumbuh kembangkan nilai-nilai kejujuran di sekolah.

 Misalnya, peserta didik belajar jujur ketika  melaksanakan ulangan atau ujian dengan tidak menyontek dari buku, contekan atau dari teman-temannya. Jika perlu tulis slogan integritas  dalam kertas jawaban, misalnya “Saya mengerjakan ujian dengan jujur”,                 “Menyontek adalah dosa”,  “Allah bersama orang-orang yang jujur” dan sebagainya. 

Latihan jujur ketika di kantin sekolah, misalnya  setiap barang jualan yang ada diberi label harga, peserta didik bisa bertransaksi tanpa ada si penjualnya dengan melihat harga yang tertera dan menyimpan uangnya pada tepat yang telah ditentukan. Di kantin juga terdapat slogan misalnya   ”Indahnya hidup jujur,” “ Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar, Allah maha Tahu,”  “Hidup Jujur Pasti Mujur”, “Kawasan ini dalam pengawasan malaikat” dan sebagainya.

Buatlah fakta integritas  di kelas dipimpin oleh wali kelasnya pada awal tahun pelajaran dan menempelkannya pada dinding kelas  agar terbaca oleh seluruh peserta didik. Siswa diajari mengelola keuangan kelas merupakan salah satu cara melatih kejujuran.  Biasanya di kelas kerap terjadi kehilangan buku, uang dan barang-barang lainnya.

Menanamkan kejujuran di sekolah utamanya dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan.  Pembiasaan yang baik akan menjadi budaya dan tata nilai yang baik pula.  Demikian pula keteladanan yang baik dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, satpam, tenaga kebersihan, peserta didik senior, dapat menumbuhkan karakter peserta didik. Kedua aspek ini  sipatnya mengikat bagi segenap warga sekolah. Jika tidak, maka akan terjadi ketimpangan dalam proses dan hasil pendidikan. 

Menanamkan kejujuran itu dapat dilakukan dari hal yang kecil, secara konsisten  dan  tanggung jawab semua orang. Pendidikaan nilai tidak hanya diajarkan secara teoritis tetapi dilatih, dibiasakan, dimasyarakatkan  sehingga menjadi akhlak. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan salam, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, bersikap adil,peduli, emapti, menepati janji, berbicara lemah lembut dan sopan adalah nialia-nilai positif yang harus dibudayakan di sekolah.

Beberapa hal yang  dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan kejujuran  kepada peserta didik melalui instrospeksi, budaya dan  pujian.   Pertama lakukan  instrospeksi terlebih dulu sebelum menghakimi atau menyalaahkan peserta didik, sudah jujurkah guru dalam mendidik, sudah  ikhkas sepenuh hati tanpa ada diskriminasi? materi yang disampaikan sudah sesuai dengan metode yang tepat?  Kedua, ciptakan budaya  berani jujur dalam setiap keadaan dimanapun dan kapanpun.  Ketiga, berikan pujian pujian kepada peserta didik  bukan hanya pada hasil tetapi juga pada usahanya dengan jujur. Berikan teguran  dengan santun  jika ada yang nyontek atau curang, tuliskan pesan edukatif  di kertas ulangannya.

Strategi yang pernah penulis lakukan ketika memberikan ulangan kepada peserta didik. Yaitu sebelum dimulai  atur  tempat duduk  untuk menghindari kerjasama dalam menjawab soal; berikan soal uraian yang menuntut peserta didik berpikir analisis, evaluasi dan kreasi;  awasi mereka dengan ketat jika soalnya mudah atau bentuk pilihan ganda;   buat variasi soal yang berbeda dengan bobot yang sama; dampingi dan catat bila ada hal-hal yang penting; dan berikan teguran jika ada siswa yang menyontek.

Menutup tulisan ini, untuk membangun  negara yang kuat, berkemanusiaan, adil dan  beradab tidak hanya dibutuhkan orang–orang yang berilmu tinggi dan terampil tetapi juga orang–orang yang jujur. Kejujuran diperoleh dari konsistensi pembiasaan, pembudayaan dan keteladanan dalam kegiatan pembelajaran yang menjungjung tinggi nilai-nilai kebijaksanaan..  Wassalam. Wallohu’alam


*Guru IPS MTsN 2 Tasikmalaya, Tinggal di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. No.HP/WA: 082321085551. Email: aisofah@gmail.com

Harta yang Menipu

“Harta yang Menipu”

Kau begitu menggoda
Kemilaumu membuat mataku buta
Tarikanmu membuatku lupa
Lupa pada yang maha kuasa

Setiap hari orang berlomba mendapatkanmu
Sikut sini sikut sana tak jemu-jemu
Tak peduli walau raga dihimpit waktu
Hingga yang lain dianggap tak perlu

Demi engkau aku gadaikan anak-anak
Orangtuanya ku carikan pembantu
Ku tak peduli walau mereka sayang atau tidak
Yang ku inginkan engkau ada dipangkuanku

Mengejarmu kukerahkan seluruh daya
Alasanku membahagiakan keluarga
Jerit tangis anak ku anggap tak ada
Padahal yang ku kejar adalah fana



Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.
Staf Pengajar MTs Cijangkar

Wanci Sareupna

Wanci Sareupna

Layung beureum luhur gunung
Sarangenge amitan mungkur
Nyumput tukangen halimun
Tunduk dina galur  waktu

Ti subuh nepi ka surup
Eureun rame  ngadago simpe
Tongeret  ngajenger  ngadadak rehe
Manuk piit balik nyayang
Manuk tuew mimiti datang

Dangdaunan ngagupayan
Buruan lenglang kari ledugna
Tapak barudak  arulin jeung baturna
Balik ka imah bari lugina
Mawa carita ka indung bapana
kumpul ngariung ngalingkung sarung

Tutup panto tutup jandela
Sabab peuting  rek tumiba
Nyawang beurang  makalangan
Lalangse  tinggal  sawangan
Miang hamo mulang deui
Sabab umur manjing sareupna



Asep Saefulmillah













*Pengawas Sekolah, Kemenag Kab. Tasikmalaya
Email: asep_saepulmillah40@yahoo.com.

URGENSI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Pagerageung Tasikmalaya

Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadap hal yang selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses pendidikan, maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinnya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.
Pengertian pendidikan bukan hanya untuk di ketahui belaka melainkan dengan memahaminya lalu berusaha untuk menjalankan perosesnya berdasarkan apa yang memang tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut. Kita terlalu sering melihat berbagai kejadian nyata yang mencoreng nama baik dari pendidikan tersebut mungkin salah satu penyebabnya adalah dikarenakan mereka tidak menguasai nilai–nilai apa yang diartikan dalam kata pendidikan itu sendiri.
Kata Pendidikan berdasarkan KBI (Kamus Bahasa Indonesia) berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu dari kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa Yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak .
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi dasar berdidirinya proses pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Pengertian pendidikan menurut bapak pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, adalah  “ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” 
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non-formil. Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada Al-Tarbiyah, Al-Ta'dib, Al-Ta'lim. Dari ketiga istilah tersebut yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah Al-Tarbiyah, sedangkan Al-Ta'lim dan Al-Ta'dib jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam. Istilah Al-Tarbiyah memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh,  berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinnya. Proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai "pendidik" seluruh ciptaanNya, termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islam yang dikandungkan dalam Al-Tarbiyah, terdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu: 1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh) 2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. 3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. 4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap. Dalam kata Al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuh, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya. Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

METODE GURU PADA KBM MENENTUKAN KUALITAS PESERTA DIDIK

METODE GURU PADA KBM MENENTUKAN KUALITAS PESERTA DIDIK


HENDAR, S.Pd., M.Si
GURU MTs. NEGERI 3 TASIKMALAYA
Berbicara mengenai kualitas hasil kegiatan belajar mengajar tidak akan terlepas dari sebuah proses sebagai langkah dan pola yang diterapkan serta dilaksanakan oleh guru selaku fasilitator yang berperan sangat penting keberadaannya di ruangan kelas pada pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tugas guru adalah mengoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar guru untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan minatnya. Guru berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kompetensi belajar peserta didik.

Pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang benar-benar antara guru dengan peserta didik, penekanannya adalah proses pembelajaran pada peserta didik. Konsep ini dapat membawa konsekuensi proses pembelajaran yang lebih ditekankan pada kreatifitas peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan dapat diraih peserta didik.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik tentunya jika ingin mengetahui kualitas peserta didik,  maka dapat menggunakan dan menerapkan metode. Metode bagi guru pada kegiatan belajar mengajar supaya dapat meningkatkan kualitas peserta didik, adalah metode yang dapat diterapkan secara nyata dalam proses pembelajaran.

Selain itu proses pembelajaran antara guru dengan peserta didik dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Maka hasil dari kegiatan belajar peserta didik dapat dicapai secara optimal dan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar yang baik.

Metode yang perlu diimplementasikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung, untuk menuju kualitas bagi peserta didik dari hasil kegiatan belajar mengajar,  diantaranya : Pertama, memahami sifat atau karakter yang dimiliki peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki watak rasa ingin tahu dan berimajinasi, kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif.

Kedua, mengenal peserta didik secara individu, mereka berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kompetensi yang berbeda. Dalam proses pembelajaran, perbedaan individual perlu mendapat perhatian dan harus tercermin dalam aktivitas pembelajaran. Mereka dalam kelas tidak selalu beraktivitas yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kompetensi lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu peserta didik yang lainnya (tutor sebaya). Dengan mengenal kompetensi peserta didik, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga peserta didik tersebut dapat belajar secara optimal.

Ketiga, memanfaatkan perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai makhluk sosial, peserta didik sejak kecil bermain secara alami berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka dapat duduk secara berkelompok.

Keempat, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Keduanya ada pada diri siswa sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya.

Kelima, mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan pembelajaran yang menarik. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam pembelajaran efektif dan menyenangkan. Hasil pembelajaran peserta didik sebaiknya dipublikasikan di ruang kelas. Hal ini dapat memotivasi dan menginspirasi bagi peserta didik yang lain. Baik tugas individu maupun kelompok.

Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah kreatif bagi peserta didik seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Ketujuh, memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Kualitas hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam pembelajaran. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar melalui catatan dari pekerjaan siswa.

TIPS MENJADI GURU IDOLA DENGAN MEMAHAMI BAHASA TUBUH SISWA

TIPS MENJADI GURU IDOLA DENGAN MEMAHAMI BAHASA TUBUH SISWA
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Mapel SKI

Bentuk Isyarat Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Bahasa tubuh unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa tubuh bisa saja berbeda dengan negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa tubuh yang sama sekali berbeda. Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tetulis yang berbeda , namun menggunakan bahsa tubuh yang sama.
Pada umumnya ada peranan bahsa tubuh dalam berkomunikasi, misalnya sebagai alat melindungi diri sendiri dengan membuat suatu tanda bagi sipelaku agar mampu melawan musuhnya dan sebagai faktor pendukung bagi si pengguna, yang berarti bahasa isyarat yang digunakan dapat mendukung si pengguna dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kita bisa saja membaca pikiran seseorang melalui isyarat gerak tubuh yang diperbuat dalam mengekspresikan komunikasi meskipun tidak mengeluarkan kata-kata, dan pada umumnya isyarat gerak tubuh yang diperbuat dapat dimengerti oleh si penerima. Ada beberapa bahasa tubuh yang masih lazim digunakan dalam berkomunikasi antara sipelaku terhadap si penerima.
1. Bahasa tubuh dengan mengangkat kedua bahu si pelaku yang berarti mengekspresikan ketidaktahuan si pelaku akan suatu hal atau tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
2. Bahasa tubuh dengan mengacungkan jari jempol ayang artinya untuk mengekspresikan sesuatu tanda persetujuan dan tanda kebenaran.
3. Bahasa tubuh yang menyatukan jari jempol dan jari telunjuk membentuk tanda “ O” yang berarti untuk mengekspresikan agar tidak khawatir dan menyatakan setuju.
4. Bahasa tubuh dengan memberikan tanda “ V” dari jari tengah dan jari telunjuk yang berarti tanda kemenangan atau kedamaian (peace)
5. Bahasa tubuh yang diekspresikan dengan menutup mulut menggunakan kedua telapak tangan yang berarti mengekspresikan tanda bahwa si pelaku itu berbuat kebohongan atau merasa bersalah.
6. Bahasa tubuh dengan membuat kedua tangan terbentang yang berarti mengekspresikan kebenaran.
7. Bahasa tubuh dengan berjabat tangan dikepal yang berarti pada umumnya menunjukan jabatan tangan sangat jantan.
8. Bahasa tubuh dengan bertepuk tangan yang berarti mengekspresikan penuh kebahagiaan.
9. Bahasa tubuh dengan berpangku tangan, yang berarti mengekspresikan perasaan sedih, perasaan yang tersakiti atau perasaan prustasi.
10. Bahasa tubuh dengan meletakan tangan dikepala yang berarti si pelaku baru saja mengingat-ingat sesuatu hal.
11. Bahasa tubuh dengan meletakan jari di kepala yang berarti si pelaku sedang menghayal atau sedih.
12. Bahasa tubuh dengan mengeluarkan lidah si pelaku yang berarti si pelaku berusaha untuk menakuti seseorang dan biasanya diperbuat , untuk menakuti anak-anak.
13. Bahasa tubuh dengan mengacungkan jempol kiri atau kanan sambil mengarahkan ke belakang pundak si pelaku yang berarti si pelaku memerintahkan untuk kembali ke awal.
14. Bahasa tubuh dengan mengusapkan  mata dengan jari yang berarti bahwa ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh si pelaku.
15. Bahasa tubuh dengan memasukan jari telunjuk ke dalam mulut yang berarti mengekspresikan ketidaktahuan akan sesuatu hal atau kekesalan.
16. Baasa tubuh dengan menggelenkan kepala si pelaku (agent) kepala si pemeriksa yang berarti mengekspresikan tanda setuju terhadap sesuatu hal.
17. Bahasa tubuh dengan menggoyangkan jari telunjuk pada si penerima yang berarti agen/pelaku meminta si penerima untuk datang menghadapnya.
18. Bahasa tubuh dengan melambaikan tangan yang berarti hendak meninggalkan suatu tempat atau berpisah pada orang lain.
19. Bahasa tubuh dengan mengayunkan tangan kanan pada seseorang berarti mempersilahkan seseorang untuk melakukan apa yang sipenerima inginkan.
20. Bahasa tubuh dengan membuat tangan ke dalam mulut seolah-olah memakan sesuatu, isyarat ini berarti mengajak si penerima untuk amakan bersama-sama.
Bahasa-bahasa tubuh tersebut sangat berperan penting untuk mendukung komunikasi antara si pelaku dan penerima. Komunikasi juga bisa terjadi dengan bahasa tubuh selama bahasa tubuh itu bisa dimengerti oleh keduanya. Bahsa tubuh lazimnya tidak mengeluarkan kata-kata maupun kalimat, namun komunikasi dapat terjadi melalui isyarat-isyarat yang diperbuat. Bahasa tubuh juga bagian dari ekspresi bahsa yang menggunakan perasaan, pikiran, kejadian dan tindakan untuk menyatakan interaksi dengan orang lain.

Followers